Banyak bank asing telah menarik diri dari pasar Indonesia, namun minat investor asing terhadap bank-bank lokal tetap tinggi. Bank-bank Asia khususnya menunjukkan ketertarikan yang signifikan terhadap sejumlah institusi perbankan di negeri ini. Salah satu bank yang mendapat perhatian adalah Bank Pan Indonesia Tbk., dengan beberapa raksasa keuangan Asia dilaporkan tertarik untuk mengakuisisi sahamnya. Meskipun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum menerima proposal resmi, manajemen Panin Bank mengaku siap jika proses akuisisi terjadi. Investor asing melihat industri perbankan Indonesia sebagai peluang investasi yang menjanjikan berkat valuasi yang masih rendah dan margin bunga bersih yang tinggi.
Minat investor asing terhadap sektor perbankan Indonesia didorong oleh beberapa faktor ekonomi dan regulasi yang mendukung. Industri perbankan di Indonesia menawarkan nilai investasi yang menarik karena valuasi yang relatif murah dan tingginya margin bunga bersih. Ekonom senior Ryan Kiryanto menjelaskan bahwa meskipun rata-rata NIM perbankan Indonesia saat ini berada di angka 5,6%, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura. Regulasi yang memungkinkan kepemilikan asing dalam sektor perbankan juga menjadi salah satu faktor pendorong utama.
Menurut analisis ekonom, daya tarik lainnya adalah transfer pengetahuan dan teknologi yang dapat diperoleh dari keberadaan bank-bank asing. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi sektor perbankan, tetapi juga kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, keberadaan bank-bank asing di Indonesia dianggap membawa dampak positif, bukan ancaman. Indonesia sudah hidup di tengah-tengah komunitas global, sehingga pembukaan sektor perbankan kepada investor asing dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat sistem keuangan domestik.
Sektor perbankan Indonesia semakin dinamis dengan kehadiran banyak bank-bank asing, terutama dari Asia. Sejumlah bank besar dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok telah menanamkan investasi signifikan di sini. Misalnya, CIMB Group Holding dari Malaysia memiliki PT Bank CIMB Niaga Tbk., sementara Development Bank of Singapore (DBS) memiliki PT Bank DBS Indonesia. Kehadiran bank-bank ini menciptakan persaingan yang sehat dan meningkatkan layanan perbankan di Indonesia.
Bukan hanya dari Asia Tenggara, bank-bank dari negara-negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan India juga turut berpartisipasi aktif. Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) memiliki PT Bank Danamon Indonesia Tbk., sedangkan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) mengendalikan PT Bank SMBC Indonesia Tbk. Di bidang perbankan ritel, Woori Bank dari Korea Selatan menguasai PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk., sementara dari Tiongkok ada China Construction Bank dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). Bank-bank asing ini telah berkontribusi signifikan dalam memperluas jaringan layanan dan inovasi produk di sektor perbankan Indonesia, membantu memperkuat infrastruktur keuangan negara.