Kondisi pasar saham Indonesia mengalami penurunan tajam pada perdagangan awal pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga 2,2% ke level 6.724,42, mencapai titik terendah sejak Juni 2024. Transaksi yang mencapai triliunan rupiah dan partisipasi miliaran saham menunjukkan aktivitas pasar yang cukup tinggi meski mayoritas saham melemah. Sektor energi menjadi yang paling tertekan, diikuti oleh bahan baku dan infrastruktur.
Berbagai faktor berkontribusi pada penurunan ini, termasuk spekulasi tentang potensi eksklusi beberapa saham dari indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Emiten konglomerasi Prajogo Pangestu, seperti PT Barito Renewables Energy Tbk, menjadi salah satu penyebab utama tekanan tersebut. Selain itu, aksi jual bersih investor asing dalam beberapa hari terakhir juga memperburuk situasi, dengan total net foreign sell mencapai Rp 3,3 triliun dalam empat hari terakhir.
Pasar global turut mempengaruhi performa IHSG. Kebijakan ekonomi kontroversial dari Presiden AS Donald Trump telah membuat pelaku pasar berhati-hati, termasuk risiko perang dagang baru. Para analis menyatakan bahwa kondisi ini dapat mengganggu pemulihan ekonomi global dan membatasi ruang untuk pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat. Meskipun tantangan ini signifikan, penting bagi investor untuk tetap waspada dan bijak dalam mengambil keputusan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang muncul dari situasi pasar yang fluktuatif ini.