Program perumahan nasional yang ditargetkan untuk membangun jutaan unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah diperkirakan akan membawa dampak positif pada industri pembiayaan. Inisiatif ini, yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan perumahan di Indonesia, telah menarik perhatian banyak pihak terkait.
Kebijakan ini diprediksi akan memberikan peluang besar bagi sektor multifinance. Menurut informasi yang diterima, ada puluhan perusahaan pembiayaan yang fokus pada pembiayaan perumahan. Mereka tidak hanya menyediakan dana untuk pembangunan rumah tinggal, tetapi juga untuk ruko, rukan, dan apartemen. Para eksekutif senior dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis bahwa program ini akan menjadi segmen yang sangat potensial bagi perusahaan pembiayaan dalam beberapa tahun mendatang.
Berbagai lembaga keuangan seperti PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan BP Tappera juga berperan penting dalam mendukung ketersediaan dana untuk proyek-proyek perumahan. Sejak 2018 hingga 2024, SMF telah menyediakan lebih dari tujuh ratus ribu unit pembiayaan dengan total nilai mencapai triliunan rupiah. Sementara itu, penyaluran FLPP oleh BP Tappera telah mencapai lebih dari setengah juta unit dengan nominal yang cukup signifikan.
Meningkatnya target penyaluran FLPP dari dua ratus dua puluh ribu menjadi tiga ratus dua puluh ribu unit menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperluas akses perumahan bagi masyarakat. Upaya ini didukung oleh peningkatan porsi pendanaan dari LJK penyalur, yang berpotensi meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam penyediaan dana. Dengan demikian, program ini bukan hanya membantu memecahkan masalah backlog perumahan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.