Pada akhir perdagangan Kamis, 9 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan seiring dengan respons pasar terhadap risalah bank sentral Amerika Serikat yang dirilis pada dini hari. Meskipun IHSG melemah, indeks ini masih bertahan di level psikologis 7.000. Transaksi hari itu mencapai Rp 7,7 triliun, melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan. Sektor energi menjadi sektor yang paling tertekan, sementara emiten seperti PT Barito Renewables Energy Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia menjadi penyumbang penurunan terbesar. Penyebab utama penurunan ini adalah sentimen eksternal, khususnya hasil risalah Federal Reserve yang menunjukkan perlambatan laju pemotongan suku bunga.
Pada Kamis, 9 Januari 2025, di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,22% ke posisi 7.064,59. Meski demikian, IHSG berhasil bertahan di level psikologis 7.000 selama empat hari berturut-turut. Aktivitas transaksi mencapai Rp 7,7 triliun dengan 17 miliar saham berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Dalam perdagangan tersebut, 236 saham menguat, 350 saham melemah, dan 211 saham stagnan.
Sektor energi menjadi penekan terbesar dengan penurunan 1,01%. Emiten energi baru terbarukan dan perbankan besar juga turut menyumbang penurunan, dengan PT Barito Renewables Energy Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk masing-masing memberikan tekanan hingga 9,6 dan 7,3 indeks poin. Sentimen negatif ini dipicu oleh hasil risalah Federal Open Market Committee (FOMC) dari Federal Reserve yang menunjukkan perlambatan dalam pemotongan suku bunga AS.
Risalah FOMC menegaskan kekhawatiran pejabat Federal Reserve tentang inflasi dan dampak kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, termasuk rencana tarif agresif dan deregulasi. Hal ini menciptakan ketidakpastian yang memerlukan kehati-hatian dalam pengambilan keputusan. Namun, ada sedikit kabar baik dari dalam negeri, dimana Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Desember 2024.
Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, melaporkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat menjadi 127,7, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh perbaikan dalam Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen. Secara umum, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini menguat, didukung oleh perbaikan dalam indikator penghasilan, lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama.
Dari perspektif ini, penurunan IHSG tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal tetapi juga mencerminkan dinamika ekonomi domestik yang kompleks. Meski mengalami penurunan, data positif dari survei konsumen memberikan harapan bahwa ekonomi domestik memiliki potensi untuk pulih.
Berita ini membawa kita pada pemahaman bahwa fluktuasi pasar saham bukan hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh sentimen dan kondisi ekonomi domestik. Perlunya kehati-hatian dalam menginterpretasikan data ekonomi global sangat penting bagi investor. Selain itu, peningkatan keyakinan konsumen menunjukkan bahwa meski ada tantangan, ekonomi domestik memiliki fondasi yang kuat untuk bergerak maju.