Pada akhir perdagangan sebelum libur, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan ke level 7.166,05, dengan koreksi 0,92%. Transaksi mencapai Rp 12,6 triliun, melibatkan 25,7 miliar saham yang berpindah tangan. Sektor teknologi dan infrastruktur menjadi sektor yang paling tertekan. Investor asing melakukan aksi jual bersih yang signifikan, namun beberapa saham masih mendapat perhatian positif dari investor asing.
Di tengah-tengah persiapan liburan, pasar saham Indonesia mengalami tekanan kuat. Indeks ditutup di bawah level 7.200, dengan volume transaksi yang cukup tinggi. Sektor teknologi dan infrastruktur menjadi sektor yang paling merosot, menunjukkan ketidakpastian di antara para pelaku pasar. Investor asing juga melakukan penjualan bersih yang signifikan di pasar reguler, mencapai hampir Rp841 miliar.
Penurunan ini terjadi menjelang libur panjang, dimana investor cenderung lebih waspada dan memilih untuk mengunci posisi mereka. Sektor teknologi yang turun 2,07% dan infrastruktur yang melemah 1,43% menjadi indikator utama dari sentimen negatif ini. Meskipun demikian, ada beberapa saham yang tetap menjadi incaran, seperti BMRI, BREN, dan ASII, yang mencatat pembelian bersih yang cukup besar dari investor asing.
Meski IHSG mengalami penurunan, beberapa saham tetap mendapatkan perhatian positif dari investor asing. Saham-saham seperti Bank Mandiri, Barito Renewables Energy, dan Astra International menjadi pilihan favorit. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan pasar secara keseluruhan, ada sejumlah emiten yang masih dipandang memiliki potensi pertumbuhan.
Tercatat, PT Bank Mandiri (BMRI) menjadi saham dengan net buy asing terbesar, mencapai Rp80,32 miliar. Diikuti oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan nilai Rp38,94 miliar dan PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar Rp22,81 miliar. Selain itu, saham-saham lain seperti FILM, WIFI, AADI, EXCL, BULL, BUKA, dan CUAN juga mendapatkan perhatian dari investor asing. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kondisi pasar sedang lesu, masih ada sejumlah emiten yang dinilai memiliki prospek cerah.