Pada akhir perdagangan sebelum long weekend, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan. IHSG kembali ke level 7.100 setelah sempat mendekati angka 7.300. Pada Jumat (24/1/2025), indeks ini ditutup dengan koreksi 0,92% di posisi 7.166,05. Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 12,6 triliun, melibatkan 25,7 miliar saham yang diperdagangkan. Sektor teknologi dan infrastruktur menjadi pendorong utama penurunan tersebut, dengan masing-masing merosot hingga 2,07% dan 1,43%. Investor asing juga melakukan penjualan bersih yang cukup besar.
Kinerja pasar saham Indonesia menunjukkan fluktuasi yang signifikan menjelang liburan panjang. Dalam perdagangan terakhir pekan tersebut, investor asing memilih untuk melakukan aksi jual. Hal ini tercermin dari penjualan bersih sebesar Rp568,04 miliar di seluruh pasar dan Rp840,79 miliar di pasar reguler. Meskipun demikian, ada pembelian bersih senilai Rp272,75 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Beberapa saham unggulan mengalami tekanan kuat, terutama dari sisi penjualan oleh investor asing.
Berbagai sektor mengalami perubahan yang beragam. Sektor teknologi dan infrastruktur menjadi dua bidang yang paling terdampak. Teknologi turun hingga 2,07%, sedangkan infrastruktur merosot 1,43%. Selain itu, sejumlah emiten besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) menjadi target utama penjualan. BBCA mencatat penjualan bersih tertinggi sebesar Rp739,44 miliar, diikuti oleh BBRI dengan Rp132,65 miliar dan ADRO dengan Rp36,43 miliar.
Pergerakan pasar pada hari tersebut mencerminkan ketidakpastian investor menjelang liburan panjang. Aksi jual yang dilakukan oleh investor asing memberikan dampak signifikan pada kinerja pasar. Meski beberapa saham mengalami penurunan, masih ada peluang bagi investor yang ingin memanfaatkan situasi ini. Namun, penting bagi mereka untuk tetap waspada terhadap potensi risiko yang mungkin muncul.