Pada hari Kamis, 30 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,02% di awal perdagangan. Ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, memutuskan untuk menahan suku bunga acuan. Meskipun ada libur panjang di dalam negeri, pasar saham Indonesia tetap merespons kebijakan moneter AS dengan penurunan yang signifikan. Keputusan ini menjadi yang pertama setelah tiga kali pemotongan suku bunga berturut-turut oleh The Fed.
Pada pagi hari Kamis, tepatnya pukul 9.30 WIB, IHSG mencatat penurunan hingga 7.093 poin, turun dari posisi sebelumnya. Kejadian ini berlangsung setelah The Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada rentang 4,25-4,50%. Keputusan ini diumumkan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Langkah ini merupakan keputusan pertama setelah tiga kali penurunan suku bunga berturut-turut oleh The Fed. Dampaknya, indeks utama pasar saham Indonesia anjlok sebagai respons langsung terhadap kebijakan tersebut.
Dari perspektif seorang jurnalis, peristiwa ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar global terhadap keputusan bank sentral AS. Investor perlu memperhatikan setiap gerakan The Fed karena dapat berdampak langsung pada stabilitas pasar saham, termasuk di Indonesia. Hal ini juga mengingatkan pentingnya diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat fluktuasi ekonomi global.