Saham perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok, Tencent Holdings, mengalami penurunan signifikan di Bursa Hong Kong. Penyebabnya adalah keputusan Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang memasukkan Tencent ke dalam daftar "Perusahaan Militer China". Situasi ini menimbulkan ketidakpastian dan dampak negatif pada nilai saham perusahaan tersebut.
Pada hari Selasa, 7 Januari 2025, investor di Bursa Hong Kong menyaksikan penurunan drastis sebesar 5,4% pada harga saham Tencent Holdings. Kejadian ini terjadi setelah pengumuman Departemen Pertahanan AS yang mencantumkan Tencent sebagai salah satu "Perusahaan Militer China". Peristiwa ini berdampak langsung pada pasar modal, mengundang reaksi dari para pemegang saham dan analis keuangan.
Dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, pembahasan lebih lanjut tentang situasi ini akan disajikan. Para ahli ekonomi dan profesional keuangan akan menganalisis potensi dampak jangka panjang dari langkah AS terhadap industri teknologi Tiongkok dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi hubungan bilateral kedua negara.
Dari perspektif seorang jurnalis, situasi ini menggarisbawahi pentingnya diplomasi ekonomi dalam era globalisasi. Langkah-langkah unilateral seperti ini tidak hanya mempengaruhi perusahaan yang terlibat tetapi juga bisa memiliki efek luas pada stabilitas pasar global. Harapan kami, dialog antara kedua negara dapat membuka ruang untuk solusi yang saling menguntungkan.