Artis Taiwan terkenal, Barbie Hsu, menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 48 tahun setelah kondisi kesehatannya memburuk dengan cepat selama liburan Imlek di Jepang. Catatan medis dan tangkapan layar percakapan dari pemandu wisata yang menemani Barbie Hsu telah beredar luas di media sosial, memberikan gambaran tentang situasi tragis yang dialaminya. Informasi ini mengungkap bahwa penyakit pernapasan yang dideritanya berkembang dengan sangat cepat dalam empat hari, menyebabkan pneumonia terkait influenza.
Kondisi kesehatan Barbie Hsu mulai menunjukkan tanda-tanda buruk sejak kedatangannya di Jepang. Meski sudah menunjukkan gejala batuk dan asma sejak awal, ia tetap memilih untuk tinggal di hotel daripada dirawat di rumah sakit. Ini menjadi awal dari rangkaian keputusan yang akhirnya membawa pada situasi kritis.
Pada tanggal 30 Januari 2025, Barbie Hsu mengunjungi Hakone sebelum kembali ke Tokyo. Pemandu wisata yang mendampingi menjelaskan bahwa dia mencoba mendapatkan bantuan medis di sebuah klinik kecil, namun tidak mendapatkan diagnosis yang jelas. Situasi ini semakin memburuk ketika saturasi oksigen tubuhnya turun drastis hingga 89 persen, disertai dengan kongesti paru-paru yang signifikan. Tim medis sempat menyarankan agar dia dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Tokyo, namun Barbie Hsu menolak dengan alasan telah memesan tiket pulang.
Dalam perjalanan pulang, kondisi Barbie Hsu semakin memburuk hingga mengalami penghentian napas mendadak. Dia harus kembali ke klinik komunitas terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Hasil pemindaian CT menunjukkan kerusakan parah pada paru-parunya, yang membuat situasinya semakin genting.
Pada Minggu, 2 Februari 2025 dini hari, Barbie Hsu dinyatakan meninggal dunia. Kematian mendadaknya mengejutkan banyak orang, terutama karena penyakit yang dideritanya berkembang dengan sangat cepat hanya dalam waktu empat hari. Spekulasi luas mengenai penyebab kematian mendadaknya pun tak bisa dihindari. Namun, catatan medis yang beredar memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana kesehatannya memburuk dengan cepat selama liburan tersebut, menyoroti pentingnya penanganan medis yang tepat dan cepat.