Pasar
Pergerakan Rupiah Tetap Volatil Menghadapi Data Ekonomi AS
2025-01-07

Pada awal tahun 2025, mata uang rupiah menghadapi tantangan volatilitas terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Situasi ini dipengaruhi oleh sikap menunggu dan melihat dari pelaku pasar, seiring dengan berbagai data ekonomi yang akan dirilis. Berdasarkan informasi dari Refinitiv, rupiah ditutup pada posisi Rp16.190 per dolar AS, melemah tipis 0,03%. Sentimen eksternal seperti kebijakan suku bunga The Fed dan situasi politik AS menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Meskipun ada potensi penguatan terbatas, indeks dolar yang mulai melandai memberikan harapan bagi stabilitas rupiah.

Analisis Pergerakan Rupiah di Tahun 2025

Pada hari-hari awal Januari 2025, para pelaku pasar di Indonesia tampak waspada terhadap berbagai data ekonomi yang akan dirilis dari AS. Salah satu tokoh penting dalam dunia keuangan, Donny Lukito dari Bank Mega, menyebutkan bahwa ketidakpastian di AS, termasuk kebijakan tarif impor dan imigrasi, masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Hari ini, data-data penting seperti pembukaan lowongan kerja, jumlah PHK sukarela, PMI Jasa oleh ISM, dan neraca dagang AS menjadi fokus utama. Meski demikian, rupiah menunjukkan respons positif terhadap penurunan indeks dolar, dengan posisi tertinggi mencapai Rp16.170 per dolar AS di pasar NDF. Secara teknikal, rupiah masih berada dalam fase konsolidasi dengan resistance di Rp16.285 dan support di Rp16.135.

Dari perspektif seorang jurnalis, situasi ini menunjukkan betapa sensitifnya mata uang nasional terhadap kondisi global. Pergerakan rupiah yang fluktuatif mengingatkan kita akan pentingnya diversifikasi investasi dan perlunya memperkuat fundamental ekonomi domestik untuk menghadapi ketidakpastian global. Dengan demikian, langkah-langkah strategis dari pemerintah dan bank sentral sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

More Stories
see more