Berdiri sejak tahun 1957, Bank Central Asia (BCA) kini dikenal sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa perjalanan BCA tidak selalu mulus. Di awal berdirinya, bank ini menghadapi tantangan berat dengan manajemen yang kurang efektif dan aset yang minim. Situasi ini mencapai titik terendah pada tahun 1970-an. Namun, dengan hadirnya Mochtar Riady sebagai Direktur Utama pada tahun 1975, BCA berhasil melakukan transformasi besar-besaran. Reformasi tersebut meliputi pembenahan manajemen, pemanfaatan jaringan bisnis Salim Group, serta inovasi teknologi. Akhirnya, BCA mampu bangkit dan menjadi salah satu bank terkemuka di Tanah Air.
Pada dekade 1970-an, BCA berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Asetnya hanya berkisar di bawah satu juta dolar AS, dan stafnya hanya berjumlah 27 orang. Kinerja bank semakin merosot hingga nyaris gulung tikar. Namun, keberuntungan datang ketika Mochtar Riady ditunjuk sebagai Direktur Utama BCA pada tahun 1975. Riady, seorang bankir berpengalaman, menemukan situasi yang sangat kacau saat pertama kali menjabat. Dia mendapati bahwa karyawan bank belum memahami dasar-dasar perbankan dengan baik. Tugas utamanya adalah membangun kembali BCA dari nol.
Satu langkah penting yang diambil oleh Riady adalah memanfaatkan hubungan erat dengan Salim Group, yang memiliki jaringan bisnis luas di berbagai sektor. Transaksi-transaksi besar dari perusahaan-perusahaan Salim, seperti Bogasari, Indocement, dan perusahaan rokok, kemudian dialihkan ke BCA. Ini membantu meningkatkan aset BCA secara signifikan. Selain itu, Riady juga melakukan pembenahan internal dengan merekrut tenaga profesional dan menerapkan sistem komputerisasi untuk mendukung operasional bank. Inovasi-inovasi baru, seperti kartu kredit dan mesin ATM, juga diluncurkan untuk memfasilitasi nasabah.
Setelah beberapa tahun reformasi, BCA berhasil melonjak menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia pada dekade 1980-an. Prestasi ini tak lepas dari upaya keras Riady dalam memperbaiki sistem dan layanan bank. Meskipun Riady akhirnya mengundurkan diri pada tahun 1991, warisan yang ia tinggalkan telah membawa BCA ke puncak industri perbankan. Bahkan hingga kini, BCA tetap menjadi salah satu institusi finansial terkemuka di negeri ini, meskipun kepemilikannya telah berubah beberapa kali.