Pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkontraksi hingga 1,36% pada sesi pertama perdagangan hari ini. Para analis mencatat bahwa keputusan The Fed yang cenderung hawkish dan pergerakan nilai tukar rupiah menjadi faktor utama dalam pelemahan ini. Selain itu, beberapa emiten besar juga mengalami koreksi, yang berdampak lebih lanjut pada pasar.
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga di level 4,25%-4,50% telah mempengaruhi sentimen pasar global, termasuk Indonesia. Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas menjelaskan bahwa sikap hawkish The Fed dan kondisi ekonomi AS yang masih kuat berkontribusi pada pelemahan IHSG. "Secara teknikal, kami memperkirakan masih ada potensi pelemahan IHSG untuk menguji level 7010-7035 dengan support di 6931 dan resist di 7190," ungkapnya.
Sementara itu, M. Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas menambahkan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah AS, termasuk agenda pajak impor yang dapat meningkatkan inflasi, turut mempengaruhi keputusan The Fed. Kenaikan inflasi yang mendekati 3% sejak September 2024 telah mendorong The Fed untuk tidak memangkas suku bunga. "Agenda ekonomi ini menciptakan ketidakpastian dan gejolak di pasar obligasi," jelas Nafan.
Berbagai faktor tersebut telah mempengaruhi prospek IHSG di tahun 2025. Meski menghadapi tantangan, MNC Sekuritas tetap optimis bahwa IHSG bisa mencapai target akhir tahun dengan skenario bear di harga Rp7.250, base Rp8.200, dan bull Rp8.600. Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas menargetkan IHSG mencapai Rp8.000 pada akhir tahun ini.
Kebijakan The Fed yang dipertahankan ini merupakan langkah pertama setelah pemangkasan berturut-turut selama tiga pertemuan terakhir. Keputusan ini dibuat oleh Federal Open Market Committee (FOMC) pada rapat pertama The Fed sejak Presiden Donald Trump memimpin kembali AS. Dengan mempertimbangkan perkembangan data ekonomi, The Fed menegaskan akan sangat hati-hati dalam menentukan kebijakan suku bunga ke depan.
Para pelaku pasar akan terus memantau situasi ini, karena kebijakan The Fed memiliki dampak luas terhadap ekonomi global dan nasional. Meskipun IHSG mengalami kontraksi, para analis tetap melihat potensi positif untuk masa mendatang dengan berbagai skenario yang telah diproyeksikan.