Di Jakarta, proses finalisasi data Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025 telah mencapai tahap penting. Menurut informasi terakhir, sebanyak 286 sekolah berhasil menyelesaikan finalisasi data tersebut hingga tenggat waktu penutupan pada Sabtu (8/2/2025) pukul 04.00 WIB. Proses ini melibatkan lebih dari 12.000 siswa yang berpotensi masuk ke perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi. Meski demikian, masih ada banyak sekolah yang belum menyelesaikan tugas ini tepat waktu, yang menjadi perhatian bagi pihak Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Proses finalisasi data PDSS merupakan langkah krusial dalam persiapan SNBP 2025. Dari total 934 sekolah yang diharuskan melakukan finalisasi, hanya sebagian kecil yang berhasil menyelesaikannya tepat waktu. Togar M Simatupang, Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek, mengungkapkan bahwa situasi ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi sekolah-sekolah lainnya. "Kami mendorong sekolah untuk lebih proaktif dan tidak menunda-nunda proses pendaftaran," ujarnya. Perpanjangan waktu selama delapan jam diberikan sebagai upaya mitigasi atas keterlambatan ini. Langkah ini dimaksudkan agar semua pihak dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, juga menegaskan pentingnya memanfaatkan waktu tambahan ini secara efektif. "Perpanjangan waktu ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap sekolah memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan calon siswa mereka," kata Satryo. Ia menambahkan bahwa hal ini dilakukan guna menghindari ketidakpastian dan meminimalisir risiko teknis yang mungkin terjadi. Selain itu, para siswa yang belum berhasil melalui SNBP tetap memiliki opsi lain seperti jalur tes Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau jalur mandiri.
Bagi sekolah yang belum menyelesaikan finalisasi data, pelajaran ini menjadi penting untuk persiapan di masa mendatang. Mengelola waktu dengan bijak dan mempersiapkan segala sesuatu jauh-jauh hari adalah kunci sukses. Pihak kementerian berharap bahwa pengalaman ini akan mendorong sekolah-sekolah untuk lebih siap dan responsif dalam proses seleksi nasional berikutnya. Meski beberapa sekolah tertinggal, kesempatan masih terbuka lebar bagi siswa untuk meraih pendidikan tinggi melalui jalur alternatif yang tersedia.