Para pemimpin bisnis global mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang berbagai tantangan yang mungkin dihadapi oleh negara-negara, termasuk Indonesia, dalam dua tahun mendatang. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF), para eksekutif ini mengidentifikasi lima isu utama yang paling mengkhawatirkan. Pertama, dampak negatif dari teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi fokus utama karena potensi untuk memproduksi konten palsu atau menyesatkan, yang dapat memicu polarisasi sosial. Kedua, pelemahan ekonomi, seperti resesi atau stagnasi, juga menjadi perhatian besar karena bisa menyebabkan peningkatan inflasi dan masalah kebijakan moneter.
Ketiga, kemiskinan dan ketidaksetaraan menjadi isu serius yang bisa merusak kepercayaan antar masyarakat dan pemerintah. Keempat, peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir dan gelombang panas semakin sering terjadi dan memiliki dampak signifikan pada aktivitas ekonomi. Kelima, kekurangan pasokan pangan menjadi risiko yang tidak kalah penting, terutama karena eksploitasi sumber daya alam dan perubahan iklim. Perubahan iklim, seperti polusi akibat bahan bakar fosil, telah menyebabkan cuaca ekstrem yang lebih sering dan parah.
Risiko-risiko ini menunjukkan bahwa tantangan masa depan membutuhkan pendekatan holistik dan kolaboratif. Teknologi AI harus dikembangkan dengan etika yang kuat untuk mencegah penyalahgunaan. Penguatan ekonomi melalui kebijakan yang tepat dan responsif akan membantu mengurangi dampak negatif dari fluktuasi global. Mengatasi ketimpangan sosial memerlukan upaya yang melibatkan semua lapisan masyarakat untuk membangun kepercayaan dan solidaritas. Akhirnya, mitigasi dampak perubahan iklim dan kekurangan pangan harus menjadi prioritas untuk memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan bersama.