Pasar
Pertumbuhan Kredit dan Fundamental Kuat Mendorong Kinerja BNI
2025-01-22

Berita ini menyoroti peningkatan kinerja intermediasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Bank ini mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 11,6% menjadi Rp775,87 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya. Segmen korporasi dan konsumer turut mendukung pertumbuhan ini. Selain itu, BNI juga memperkuat kualitas aset dengan menurunkan non-performing loan (NPL) menjadi 2%. Dengan fundamental yang kuat, bank ini menutup tahun 2024 dengan laba bersih yang meningkat menjadi Rp21,5 triliun.

Penyaluran Kredit yang Sehat Mendukung Pemulihan Ekonomi

Peningkatan penyaluran kredit oleh BNI mencerminkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Bank ini berhasil mencapai pertumbuhan kredit sebesar 11,6%, terutama didorong oleh segmen korporasi yang naik 17,6% dan konsumer yang meningkat 14,5%. Pertumbuhan ini juga didukung oleh anak perusahaan BNI yang mencatatkan peningkatan signifikan. Ekspansi kredit dilakukan secara hati-hati, sehingga kualitas aset tetap terjaga dengan NPL yang turun menjadi 2%. Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, menyatakan bahwa bank tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian global.

Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dari Bank Indonesia juga berkontribusi pada pertumbuhan kredit yang sehat. Insentif ini memungkinkan BNI untuk mencatat pertumbuhan kredit dengan rasio LDR di level 96%. Dengan kebijakan yang prudent, BNI mampu menjaga profitabilitas sambil memperkuat kualitas aset. Loan at risk (LaR) dan credit cost turun menjadi 10,3% dan 1,1% masing-masing. Transformasi digital juga berperan penting dalam meningkatkan tabungan sebesar 11% secara tahunan, dari Rp232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp258 triliun pada tahun 2024.

Fundamental Kuat Membangun Dasar Pertumbuhan Berkelanjutan

BNI telah membangun dasar yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan melalui pendekatan yang prudent dan efisiensi operasional. Pendapatan sebelum pencadangan atau pre-provisioning Income (PPOP) meningkat secara signifikan, mencapai total Rp34,83 triliun selama tahun 2024. Ini merupakan hasil dari pertumbuhan kredit yang sehat dan efisiensi operasional. Laba bersih BNI naik menjadi Rp21,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pembentukan pencadangan atau CKPN yang memadai juga menunjukkan komitmen bank untuk menjaga kualitas aset.

BNI telah melakukan langkah-langkah strategis untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan. Salah satunya adalah melalui transformasi digital yang berhasil meningkatkan tabungan sebesar 11% secara tahunan. Selain itu, insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dari Bank Indonesia memberikan dukungan tambahan untuk mempertahankan pertumbuhan kredit yang sehat. Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent pada tahun 2025. Dengan langkah-langkah yang hati-hati dan bertanggung jawab, BNI berharap dapat terus memberikan nilai positif bagi pemegang saham dan masyarakat luas.

More Stories
see more