Berikut adalah ringkasan tentang perjalanan saham Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) sejak merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia). Pada awalnya, saham IOH berada di level Rp 6.250 per saham pada Januari 2022. Hingga Maret 2024, nilai saham melonjak hingga mencapai Rp 12.050 per saham. Selanjutnya, perusahaan melakukan stock split 1:4 pada Oktober 2024, mengubah harga saham menjadi Rp 2.540 per saham. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan likuiditas saham di pasar modal. Para analis menilai bahwa saham IOH memiliki potensi bullish dalam jangka pendek dan panjang, didukung oleh peningkatan kinerja fundamental dan pengembangan teknologi 5G.
Perubahan struktural yang dilakukan oleh Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bertujuan untuk mempermudah akses investor ke saham perusahaan. Dengan stock split 1:4, jumlah saham Seri B meningkat dari 8 miliar menjadi lebih dari 32 miliar saham. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan memudahkan investor ritel serta pemula untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan perusahaan. Presiden Direktur IOH, Vikram Sinha, menjelaskan bahwa langkah ini dirancang untuk menjaring lebih banyak investor lokal dan mendukung misi perusahaan dalam memperluas basis pemegang saham.
Dalam praktiknya, stock split ini telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada September 2024. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi jumlah saham, tetapi juga nilai nominal saham Seri B dari Rp 100 menjadi Rp 25 per saham. Sementara itu, nilai nominal saham Seri A tetap sama. Potensi manfaat dari aksi korporasi ini termasuk peningkatan minat investor ritel, yang sebelumnya mungkin terhalang oleh harga saham yang relatif tinggi. Dengan demikian, perusahaan berharap dapat memperkuat posisi di pasar modal dan mendapatkan dukungan lebih luas dari masyarakat Indonesia.
Banyak analis percaya bahwa saham IOH memiliki prospek cerah di masa mendatang. Analisis teknikal dan fundamental menunjukkan potensi kenaikan harga saham hingga Rp 3.130 per saham, dengan support di level Rp 2.290. Ekonomi digital yang berkembang pesat dan inisiatif pengembangan jaringan 5G menjadi faktor utama yang mendukung pertumbuhan ini. Selain itu, efisiensi setelah merger dan peningkatan layanan data memberikan peluang tambahan bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya.
Analis senior dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyoroti bahwa valuasi saham IOH masih menarik, baik dari segi teknikal maupun fundamental. Dia menargetkan harga saham antara Rp 2.460 hingga Rp 3.130 per saham. Sementara itu, Investment Analyst PT Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menambahkan bahwa kinerja fundamental perusahaan telah menunjukkan peningkatan signifikan sejak merger, terutama dalam pengembangan jaringan 5G dan layanan berbasis cloud. Ini menawarkan peluang pertumbuhan jangka panjang yang kuat. Menurut Sukarno Alatas dari Kiwoom Sekuritas, sentimen positif seperti peningkatan pengguna internet dan ekspansi layanan 5G akan terus mendukung prospek saham IOH. Pengamat pasar modal Lanjar Nafi juga setuju bahwa saham IOH memiliki fair value sekitar Rp 3.000 per saham, didukung oleh prospek bisnis telekomunikasi yang kuat dan harga saham yang relatif murah pasca-tekanan akhir tahun 2024.