Gaya Hidup
Program Makan Bergizi Gratis: Solusi Alternatif untuk Daerah Non-Peternak
2024-12-26

Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai inisiatif utama untuk meningkatkan kesehatan anak-anak. Namun, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa tidak semua wilayah dapat menyediakan susu dalam program ini. Terutama di daerah yang bukan peternak sapi perah, penyaluran susu menjadi tantangan. Sebagai solusinya, menu alternatif seperti telur dan daun kelor dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak.

Detail Pelaksanaan Program MBG di Daerah Non-Peternak

Dalam upaya mewujudkan program Makan Bergizi Gratis, BGN berfokus pada daerah sentra sapi perah terlebih dahulu. Di wilayah-wilayah yang tidak memiliki akses mudah ke susu, menu alternatif menjadi pilihan yang realistis. Telur dan daun kelor dipilih karena kemampuan mereka dalam menyediakan protein dan kalsium yang dibutuhkan oleh anak-anak.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, atau akrab disapa Cak Imin, mendukung penggunaan daun kelor dan partisipasi UMKM lokal. Meskipun demikian, ia menekankan perlunya simulasi dan sinkronisasi antara pusat dan daerah sebelum pelaksanaan final. Proses ini bertujuan untuk memastikan efektivitas dan kesesuaian dengan kondisi setempat.

Uji coba program MBG telah dilakukan di beberapa sekolah dasar, termasuk SDS Angkasa 5 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Hasil awal menunjukkan respons positif dari masyarakat dan siswa.

Berdasarkan pendapat Dadan, substitusi susu dengan telur dan daun kelor merupakan langkah bijaksana untuk memastikan program MBG tetap berjalan lancar di berbagai wilayah Indonesia.

Sebagai jurnalis, saya melihat bahwa program ini tidak hanya mencerminkan komitmen pemerintah terhadap kesehatan generasi muda, tetapi juga menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi terhadap tantangan logistik di berbagai daerah. Dengan pendekatan ini, program MBG dapat lebih inklusif dan mencakup lebih banyak anak-anak di seluruh Indonesia.

More Stories
see more