Pasar
PT Timah Tbk. (TINS): Kinerja Keuangan yang Menarik di Kuartal III-2024
2024-11-22
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada kuartal III-2024, Emiten tambang timah PT Timah Tbk. (TINS) telah mencapai laba bersih yang sangat menggiurkan yaitu Rp909 miliar. Perolehan ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 1.139% secara tahunan (yoy), dan bahkan berhasil membalikkan rugi bersih sebesar Rp87 miliar yang terjadi pada periode yang sama setahun sebelumnya. Kinerja bottom line yang positif ini tidak bisa dipisahkan dari kinerja top line yang juga menunjukkan tumbuhnya 29% secara tahunan menjadi Rp8,25 triliun selama sembilan bulan pertama tahun ini, yang sebelumnya hanya Rp6,37 triliun. Perolehan ini didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$27.017 per metrik ton pada kuartal III-2023 menjadi US$31.183 per metrik ton pada kuartal III-2024.Harga Pokok Pendapatan
Di sisi lain, harga pokok pendapatan TINS juga mengalami kenaikan sebesar 4,5% dari Rp5,79 triliun pada kuartal III-2023 menjadi Rp6,05 triliun pada kuartal III-2024. Hal ini memberikan kontribusi penting terhadap laba usaha yang mencapai Rp1,42 triliun dan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau 194% dari kuartal III-2023.Nilai Aset dan Liabilitas
Sementara itu, nilai aset Perseroan selama sembilan bulan pertama tahun ini mengalami penurunan sebesar 0,3% menjadi Rp12,82 triliun dari Rp12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023. Namun, posisi liabilitas Perseroan turun sebesar 14,8% menjadi Rp5,63 triliun, dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun. Hal ini disebabkan oleh penurunan interest bearing debt (IBD). Posisi ekuitas sebesar Rp7,18 triliun mengalami kenaikan sebesar 15,1% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,24 triliun.Rasio Keuangan
TINS juga menunjukkan rasio keuangan penting seperti Quick Ratio sebesar 76,0%, Current Ratio sebesar 249,0%, Debt to Asset Ratio sebesar 44,0%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 78,4%. Dalam meningkatkan kinerja keuangan, TINS melakukan reprofiling pinjaman dan refinancing pinjaman jangka panjang dengan suku bunga yang lebih kompetitif. Hal ini telah mengurangi Interest Bearing Debt sebesar Rp1,4 triliun dari Rp3,5 triliun di akhir tahun 2023 menjadi Rp2,1 triliun pada September 2024. Hal ini berdampak positif pada kesehatan rasio keuangan perusahaan pelat merah itu.