Pasar
Sosok Djoko Susanto, Pemilik Alfamart, Mulai Dari Toko Kelontong
2024-12-14
Di Indonesia, toko Alfamart sangat dikenal. Gerainya dengan warna merah identik dan ada hampir di seluruh negeri. Sang pemiliknya, Kwok Kwie Fo atau Djoko Susanto, telah mencapai kesuksesan yang luar biasa dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Keberhasilan dari Usia Dini

Di tahun 1966, setelah meninggalkan SMA, Djoko Susanto mulai karirnya di perusahaan perakitan radio sebagai pegawai biasa. Namun, dia tidak puas dan memilih membantu bisnis kelontong ibunya di Petojo, Jakarta. Di sana, dia menjaga warung yang menjual berbagai barang seperti kacang tanah, minyak sayur, sabun mandi dan rokok. Seiring waktu, warung tersebut hanya berkonsentrasi menjual rokok secara besar. Kehadiran rokok di warung mendapat hasil positif. Pada 1987, Djoko sudah memiliki 15 jaringan toko grosir dan terpilih sebagai penjual rokok Gudang Garam terbesar.Di tengah jalan, keberhasilan menjual rokok menarik perhatian Putera Sampoerna. Pertemuannya dengan Putera Sampoerna pada akhir 1986 mengubah nasibnya secara total. Dia diangkat menjadi direktur penjualan PT Sampoerna yang membawa PT HM Sampoerna ke peringkat kedua setelah Gudang Garam. Kepiawaiannya memasarkan rokok membuatnya dipercaya menjadi direktur PT Panarmas yang menjadi distributor rokok Sampoerna. Di posisi inilah, Djoko turut serta memasarkan merek baru Sampoerna bernama Sampoerna A Mild pada 1989.

Berdirinya PT Alfa Retailindo

Ketika memasarkan rokok baru, Djoko mendirikan PT Alfa Retailindo pada 1989 setelah mengubah gudang Sampoerna di Jl Lodan No. 80. Dengan modal Rp 2 miliar, gudang itu disulap menjadi Toko Gudang Rabat, dengan 40% saham dimiliki Puetera Sampoerna dan sisanya dimiliki Kwok Kwie Fo (alias Djoko Susanto). Toko Gudang Rabat itu menjadi cikal bakal Alfa. Mulanya, difungsikan sebagai distributor rokok baru Sampoerna, tetapi perlahan menjadi toko kelontong yang menjual berbagai macam barang.

Berkembang menjadi Alfamart

Toko Gudang Rabat kemudian berkembang besar dan memiliki banyak cabang di beberapa kota Indonesia. Pada tahun 1990-an, Gudang Rabat menjelma menjadi retail pesaing Indomaret bentukan Salim Group dengan memiliki 32 gerai. Namanya kemudian berubah menjadi Alfa Minimart di bawah PT Sumber Alfaria Triyaja pada 18 Oktober 1999. Alfa Minimart berupaya mirip dengan Indomaret, yakni minimarket yang bisa dijangkau masyarakat secara dekat. Keberadaan Alfa Minimart mendapat respons positif dari masyarakat dan penjualannya naik. Alfa dinyatakan go public pada 18 Januari 2000 dan nilai kapitalisasi pasar Alfa ditaksir mencapai US$ 108,29 juta. Sejak 1 Januari 2003, Alfa Minimart berubah menjadi Alfamart. Gerainya mencapai ribuan gerai dan tetap tumbuh subur menjadi jaringan minimarket terbesar di Tanah Air.
More Stories
see more