Pasar
Sosok Tirto Utomo, Anak Tukang Sapi yang Mendirikan Aqua(The figure of Tirto Utomo, the son of a cattle trader who founded Aqua)
2024-11-30
Aqua telah menjadi merek Air minum dalam kemasan (AMDK) yang sangat dikenal di Indonesia. Tirto Utomo, seorang pengusaha yang lahir di Wonosobo pada 1930, menjadi pelopor perusahaan air minum dalam kemasan pertama di Indonesia. Pada tahun 1973, dia mendirikan PT Golden Mississippi di Pondok Ungu, Bekasi. Setahun kemudian, produk pertama Aqua dalam bentuk botol kaca berukuran 950 ml dirilis dengan harga per botol Rp 75.

Perkembangan Aqua Selanjutnya

Tirto Utomo terus berkembang dan pada tahun 1984, perusahaan membangun pabrik kedua di Pandaan, Jawa Timur. Tahun 1985, Aqua mengembangkan produk dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Ini merupakan langkah penting dalam transformasi bentuk kemasan Aqua menjadi lebih berkualitas dan aman.

Pada 1993, Aqua Group melaksanakan program Aqua peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan Aqua menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Ini menunjukkan komitmen Aqua terhadap lingkungan.

Aliansi Strategis dengan Danone

Pada tahun 1998, terjadi aliansi strategis antara Tirta Investama dan Danone melalui Danone Asia Holding Pte Ltd sebagai minority shareholder. Ini membawa perubahan besar bagi Aqua. Tahun 2000, Aqua mulai mencantumkan ‘Danone’ di seluruh produknya. Danone mulai meningkatkan kepemilikan saham di Tirta Investama hingga menjadi pemegang saham mayoritas Grup Aqua pada tahun 2001.

PT Aqua Golden Mississippi sempat tercatat di Bursa Efek Indonesia (dulu Bursa Efek Jakarta/BEJ) dengan kode AQUA, tetapi kemudian secara sukarela delisting pada 1 April 2011. Presdir AQUA saat itu, Willy Sidharta, menjelaskan bahwa rencana go private tersebut berkaitan dengan kebijakan Danone Asia untuk mengkonsolidasasi kegiatan di Indonesia dalam bidang pembotolan air minum dalam kemasan.

Proses Go Private dan Harga Tender Offer

Willy juga menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi AQUA untuk tetap mencatatkan saham-sahamnya di bursa karena tidak aktifnya perdagangan saham AQUA di bursa. Perseroan melakukan pembelian atas sisa saham yang masih dimiliki publik sebanyak 6,4% sebesar Rp 100.000 per saham. Harga tersebut mencerminkan 65% lebih tinggi dari harga penutupan sebelum pengumuman 30 September 2005 sebesar Rp 59.000 per saham.

Adapun harga tender offer selanjutnya ditetapkan dengan harga sebesar Rp 500.000 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (22/9/2010).

Sejarah Danone

Danone sendiri merupakan produsen makanan dan minuman yang berkantor pusat di Prancis. Empat produk utamanya adalah susu segar, nutrisi awal kehidupan, air, dan gizi medis. Situs resmi Danone mencatat, brand ini lahir berkat penggabungan BSN dan Gervais Danone pada Desember 1972 di Spanyol. Merger ini juga terjadi setelah pertemuan antara dua pengusaha saat itu, Daniel Carasso dan Antoine Riboud.

Pendirian Danone awal mulanya pada 1919 di Barcelona, Spanyol, oleh Isaac Carasso dengan nama awal anaknya yakni Daniel Carasso, yang punya nama panggilan Danon.

Sejarah Tirto Utomo

Kembali ke Tirto Utomo, berdasarkan informasi pada laman resminya, dia mulai dengan modal sebesar Rp 150 juta dan mendirikan pabrik pertama di Bekasi pada tahun 1973. Semasa sekolahnya, Tirto harus bersekolah di Magelang sekitar 60 kilometer dengan sepeda karena di Wonosobo tidak ada SMP. Lulus SMP, dia melanjutkan sekolah ke HBS di Semarang dan kemudian di Malang. Masa remaja di Malang adalah tempat dia bertemu dengan Lisa / Kienke.

Selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada di Surabaya, Tirto sempat menjadi wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan. Namun, karena kuliah tidak menentu, akhirnya dia pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di Jakarta sambil kuliah, dia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Tirto menikah dengan Lisa pada 21 Desember 1957 di Malang.

Tahun 1959 adalah tahun musibah bagi Tirto ketika dia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya, sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, hal ini membuat Tirto memiliki kemauan yang kuat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI.

More Stories
see more