Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter yang bertujuan tetap menjaga inflasi dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5 plus minus 1% pada tahun 2024 dan 2025. Selain itu, keputusan ini juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perry menekankan bahwa fokus kebijakan moneter saat ini adalah untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah. Dampak dari semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global, serta perkembangan politik di AS, menjadi alasan penting untuk mengambil tindakan seperti ini.
Perry juga menyatakan bahwa ke depan, BI akan terus memantau pergerakan NTR (Nilai Tunai Real) dan prospek inflasi. Selain itu, BI juga akan memperhatikan perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang. Hal ini akan menjadi acuan dalam mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan lebih lanjut.
Keputusan tersebut memiliki dampak yang signifikan bagi dunia keuangan di Indonesia. Dengan tetap menetapkan suku bunga di tingkat tertentu, BI mengatur keseimbangan ekonomi dan memastikan stabilitas. Ini akan memberikan kesempatan bagi para investor dan pengusaha untuk berencana dengan lebih baik.
Selain itu, dampak pada nilai tukar rupiah juga perlu dipertimbangkan. Stabilitas nilai tukar rupiah akan membantu meningkatkan kepercayaan investor dan memfasilitasi perdagangan internasional. Hal ini akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dalam perspektif perdagangan, keputusan tersebut akan memberikan kesan yang berbeda pada berbagai sektor. Para pengusaha di sektor industri mungkin akan melihat kesempatan untuk mengembangkan bisnis dengan biaya modal yang lebih terjangkau. Namun, bagi sektor perbankan, perubahan suku bunga ini akan mempengaruhi keuangan mereka.
Para bank harus beradaptasi dengan perubahan suku bunga ini dan mengoptimalkan strategi keuangan mereka. Hal ini termasuk mengatur harga kredit dan deposit dengan lebih cermat. Dengan demikian, bank dapat mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi risiko.
Untuk konsumen, perubahan suku bunga ini akan memiliki dampak langsung pada keuangan pribadi mereka. Jika suku bunga tetap di tingkat tinggi, maka orang-orang mungkin akan lebih cermat dalam mengelola keuangan mereka. Mereka mungkin akan lebih memilih produk keuangan yang memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi.
Namun, jika suku bunga turun di masa mendatang, maka orang-orang mungkin akan lebih tertarik untuk berinvestasi atau melakukan pembelian barang-barang yang memerlukan kredit. Hal ini akan memberikan dampak positif pada aktivitas ekonomi di bawah lapangan.