Perry Warjiyo menyatakan bahwa insentif KLM tersebut disalurkan ke sektor prioritas seperti hilirisasi minerba dan pangan otomotif, perdagangan listrik gas dan air, sektor pariwisata dan ekonomi keatif serta sektor UMKM. Ini menunjukkan komitmen BI dalam mendukung sektor-sektor yang penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Program KLM ini tidak hanya memberikan insentif finansial tetapi juga membantu mengarahkan fluks keuangan ke sektor-sektor yang membutuhkan. Hal ini dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sektor tertentu.
BI dipastikan akan memperluas sektor usaha dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2025. Sebelumnya, BI mengungkapkan sejumlah sektor yang akan mendapatkan insentif KLM tersebut di antaranya, sektor perdagangan, eceran, pertanian dan industri pengolahan padat karya yang dapat menyerap 50% pangsa tenaga kerja. Ini menunjukkan langkah maju BI dalam mengarahkan keuangan ke sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan.
Perluasan sektor usaha ini dapat memberikan kesempatan bagi para pengusaha untuk mengembangkan bisnis mereka dan meningkatkan produktivitas. Hal ini juga dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Implementasi insentif KLM ini telah memberikan dampak positif pada berbagai sektor. Bank BUMN, bank swasta nasional, BPD dan kantor cabang bank asing telah secara aktif mengambil bagian dalam program ini. Hal ini menunjukkan kesadaran dan keterlibatan para instansi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dampak positif dari insentif KLM dapat dilihat dari peningkatan aktivitas ekonomi, peningkatan kredit, dan peningkatan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa program KLM telah berhasil mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan keuangan sektor priority.