Pasar
Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga: Dampak dan Respons Para Bankir
2025-01-16
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,75% telah menciptakan kejutan di pasar finansial. Meskipun rupiah mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), para bankir menyambut baik langkah ini dengan berbagai perspektif dan harapan.

Berita Gembira untuk Ekonomi Nasional!

Pemangkasan Suku Bunga Sebagai Sinyal Positif

Pada Rabu (15/1/2025), Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Royke Tumilaar, menyatakan bahwa penurunan suku bunga oleh BI merupakan sinyal yang sangat positif bagi prospek ekonomi nasional. Menurutnya, pemangkasan ini dapat mendorong ekspansi kredit meskipun efeknya mungkin tidak signifikan dalam jangka pendek.Royke menambahkan bahwa kebijakan ini memberikan indikasi kuat bahwa kondisi ekonomi sedang membaik. Ia juga berharap bahwa Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), sehingga jumlah uang beredar di Indonesia dapat meningkat. Ini akan membantu memperkuat likuiditas perbankan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Tantangan Likuiditas dan Cost of Fund

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk., Lani Darmawan, mengakui bahwa penurunan suku bunga oleh BI adalah berita baik, namun ia menekankan bahwa hal tersebut belum tentu langsung menurunkan cost of fund. Menurut Lani, kondisi likuiditas perbankan masih ketat, dan suku bunga SRBI masih relatif tinggi.Lani menjelaskan bahwa jika dalam jangka panjang cost of fund bisa turun, maka animo kredit akan menjadi lebih menarik bagi nasabah. Ini akan mendorong permintaan kredit dan berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, tantangan likuiditas tetap menjadi faktor penting yang perlu diatasi agar manfaat dari penurunan suku bunga bisa dirasakan secara luas.

Dampak Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi

Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., M. Ashidiq Iswara, melihat penurunan suku bunga acuan sebagai langkah strategis yang akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sektor keuangan. Menurutnya, secara bertahap, penurunan ini akan meningkatkan likuiditas dan mendorong penurunan suku bunga kredit.Ashidiq menjelaskan bahwa peningkatan likuiditas di pasar juga berpotensi mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan berkontribusi pada pengurangan biaya dana. Hal ini akan memperkuat posisi Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dia juga menekankan bahwa kebijakan ini akan memperkuat permintaan kredit di berbagai sektor ekonomi, sehingga membantu percepatan pemulihan ekonomi secara umum.

Mengoptimalkan Manfaat Penurunan Suku Bunga

Para bankir sepakat bahwa penurunan suku bunga oleh BI memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, implementasi kebijakan ini harus disertai dengan upaya-upaya lain untuk mengatasi tantangan likuiditas dan cost of fund. Bank-bank perlu proaktif dalam merespons perubahan ini agar bisa memaksimalkan manfaat bagi nasabah dan perekonomian secara keseluruhan.Selain itu, kolaborasi antara bank sentral dan lembaga keuangan lainnya diperlukan untuk memastikan bahwa dampak positif dari penurunan suku bunga bisa dirasakan secara luas. Langkah-langkah ini akan membantu memperkuat daya saing ekonomi Indonesia dan mendukung tujuan jangka panjang untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
More Stories
see more