Pasar
Langkah-langkah Bank Indonesia untuk Meningkatkan Likuiditas dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
2025-01-15

Kebijakan baru dari Bank Indonesia (BI) diharapkan dapat meredam keluhan tentang likuiditas yang terbatas dalam sistem perbankan. Penurunan suku bunga acuan menjadi salah satu strategi utama yang diterapkan oleh BI guna mendorong ekspansi kredit dan memperbaiki aliran uang. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa langkah ini akan membantu meningkatkan daya tarik investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dengan penurunan ini, bank-bank diharapkan memiliki lebih banyak ruang untuk memberikan pinjaman kepada sektor-sektor yang membutuhkan.

Penerapan kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) juga menjadi fokus penting bagi BI. Deputi Gubernur Juda Agung menjelaskan bahwa rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga mencapai 25,59% pada akhir tahun lalu, menunjukkan tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Namun, BI tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan tambahan agar bank-bank dapat terus memperluas akses kredit. Insentif KLM telah disalurkan kepada berbagai sektor strategis seperti pertanian, perdagangan, manufaktur, transportasi, pariwisata, konstruksi, dan UMKM. Sampai awal Januari 2025, BI telah mengalokasikan Rp295 triliun sebagai insentif likuiditas, dengan peningkatan signifikan dari periode sebelumnya.

Melalui upaya ini, BI tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kondisi likuiditas namun juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Langkah-langkah yang diambil oleh BI menunjukkan komitmen kuat untuk mendorong inklusivitas ekonomi dan memastikan bahwa semua sektor dapat mendapatkan manfaat dari kebijakan moneter yang responsif. Ini bukan hanya tentang memperbaiki aliran dana, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang dan stabilitas ekonomi nasional.

More Stories
see more