Pasar
BI Mengurangi Suku Bunga, IHSG Berfluktuasi di Awal Perdagangan
2025-01-17

Pada awal perdagangan Jumat (17/1/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi meskipun sentimen pasar terus membaik. IHSG dibuka turun tipis dan kemudian mengalami penurunan lebih lanjut hingga mendekati level psikologis 7.000. Transaksi pada awal sesi mencapai Rp 867 miliar dengan volume transaksi sekitar 845 juta lembar saham. Penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan perbaikan inflasi di Amerika Serikat menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG.

Koreksi IHSG Ditengah Langkah-langkah Ekonomi BI dan AS

Pada hari Jumat, 17 Januari 2025, dalam suasana ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan dengan koreksi. Meski demikian, sentimen pasar tetap menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada awal sesi, IHSG bergerak turun sebesar 0,03% ke posisi 7.105,35. Beberapa menit setelah pembukaan, koreksi semakin besar hingga turun 0,16% ke level 7.096,31, mendekati level psikologis penting 7.000.

Transaksi pada awal sesi mencapai Rp 867 miliar dengan volume 845 juta lembar saham, dan telah ditransaksikan sebanyak 100.898 kali. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh dua faktor utama: langkah Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%, dan perbaikan inflasi di Amerika Serikat (AS).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa penurunan ini sejalan dengan pandangan bank sentral untuk stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Keputusan ini juga didasarkan pada dinamika global dan domestik, termasuk kebijakan Federal Reserve (The Fed) di AS. Imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun turun dari 7,298% ke 7,163% sebagai respons langsung terhadap penurunan suku bunga.

Sementara itu, laporan akhir Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk tahun 2024 menunjukkan bahwa inflasi inti mereda menjadi 3,2% pada Desember. Para ekonom memperkirakan bahwa Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk Desember 2024 akan melemah, bahkan mungkin turun di bawah target 2% The Fed. Pejabat The Fed menyatakan bahwa data yang dirilis menunjukkan inflasi di AS terus mereda, meski dengan ketidakpastian yang meningkat karena kebijakan baru pemerintahan Presiden Trump.

Dengan adanya penurunan suku bunga dan perbaikan inflasi AS, investor harus tetap waspada terhadap fluktuasi pasar. Namun, langkah-langkah ini menunjukkan upaya kuat dari otoritas moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi global dan domestik.

Sebagai seorang jurnalis, saya melihat bahwa langkah-langkah yang diambil oleh BI dan The Fed memberikan sinyal positif bagi pelaku pasar. Meski ada ketidakpastian, upaya ini menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan. Investor perlu tetap berhati-hati namun optimis menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

More Stories
see more