Pasar
Garuda Indonesia Mencatatkan Kinerja Positif di Tengah Tantangan Industri Penerbangan
2024-10-31
Dalam laporan keuangan terbaru, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan kenaikan pendapatan usaha yang signifikan hingga kuartal III tahun 2024. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan angkutan penumpang dan kargo yang kuat, meskipun Perusahaan juga menghadapi tekanan pada beban usaha. Namun, Garuda Indonesia tetap mampu mempertahankan kinerja positif yang tercermin pada peningkatan EBITDA.

Garuda Indonesia Terus Memperkuat Posisinya di Industri Penerbangan Nasional

Pertumbuhan Pendapatan Usaha yang Solid

Garuda Indonesia mencatat pendapatan usaha konsolidasi hingga kuartal III tahun 2024 naik 15% menjadi US$2,56 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yang tercatat sebesar US$2,23 miliar. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 17% secara tahunan (yoy), yang mencapai US$2,01 miliar. Selain itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal juga turut mencatatkan kenaikan sebesar 6% yoy, sementara pendapatan lainnya naik 8% yoy.Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengungkapkan bahwa pertumbuhan pendapatan usaha ini juga tercermin dari peningkatan angkutan penumpang Garuda Indonesia secara grup, yang mencapai 17,73 juta penumpang atau tumbuh 24% yoy. Kontribusi terbesar berasal dari angkutan Garuda Indonesia (main brand) sebesar 8,34 juta penumpang, meningkat 45% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, anak usaha Citilink juga mencatat kenaikan 10% yoy menjadi 9,39 juta penumpang.

Pertumbuhan Angkutan Kargo yang Signifikan

Selain peningkatan angkutan penumpang, Garuda Indonesia juga mencatat pertumbuhan yang kuat pada angkutan kargo, yang naik 36% dari sebelumnya secara tahunan, dari 122,42 ribu ton menjadi 166,5 ribu ton. Performa angkutan kargo Garuda Indonesia (mainbrand) berhasil mencatatkan kenaikan signifikan hingga 36% menjadi 102,55 ribu ton kargo pada periode sampai dengan Kuartal III tahun 2024, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 75,32 ribu ton kargo.Peningkatan angkutan kargo ini dikontribusikan dari kenaikan angkutan kargo rute internasional sebanyak 43,71 ribu ton kargo atau meningkat signifikan 55%, serta angkutan kargo rute domestik yang turut naik 25% menjadi 58,83 ribu ton kargo.

Tekanan pada Beban Usaha, Namun EBITDA Tetap Menguat

Irfan Setiaputra mengakui bahwa Garuda Indonesia menghadapi tekanan kinerja atas beban usaha yang meningkat hingga 20% akibat berbagai faktor, seperti beban pemeliharaan dan perbaikan, beban pelayanan penumpang, beban kebandaraan, serta beban operasional penerbangan. Namun, di tengah tren penurunan profitabilitas industri penerbangan, Garuda Indonesia tetap mampu menjaga penguatan indikator kesehatan kinerja positif.Hal ini tercermin pada peningkatan EBITDA Garuda Indonesia sebesar 11% (yoy) menjadi US$685,81 juta pada periode Kuartal III tahun 2024. Capaian ini sekaligus merefleksikan tingkat EBITDA yang tumbuh secara berkelanjutan pascarestrukturisasi, di mana hingga Kuartal III-2023 Garuda berhasil membukukan EBITDA sebesar US$616,37 juta.Irfan menegaskan bahwa peningkatan positif kondisi EBITDA tersebut juga turut menjadi indikator penting kondisi solvabilitas Perusahaan yang semakin menguat, meskipun masih dalam kondisi ekuitas negatif. Hal ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia terus berupaya memperkuat posisinya di tengah tantangan industri penerbangan yang dihadapi.
more stories
See more