Pasar
Kebangkitan IHSG: Sentimen Positif Mendorong Pasar Modal Indonesia Kembali Menguat
2024-11-08
Setelah beberapa hari terakhir merana hingga menyentuh level psikologis 7.200, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil bangkit pada perdagangan sesi I Jumat (8/11/2024). Berbagai sentimen positif, termasuk pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan cadangan devisa Indonesia yang masih tebal, menjadi faktor pendorong penguatan pasar modal Indonesia.

Momentum Kebangkitan IHSG Menuju Zona Hijau

Penguatan Sektor Bahan Baku dan Infrastruktur

Pada perdagangan sesi I hari ini, hampir seluruh sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) berbalik menguat, kecuali sektor konsumer baik non-primer maupun primer yang masih terkoreksi. Sektor bahan baku menjadi yang paling kencang penguatannya, mencapai 1,72%. Hal ini menunjukkan adanya optimisme di sektor-sektor yang terkait dengan aktivitas ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Selain itu, sektor infrastruktur juga melonjak 1,07%, mengindikasikan kepercayaan investor terhadap prospek proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Gairah Bagi Pasar Global

Sentimen positif lainnya datang dari keputusan The Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75%. Pemangkasan suku bunga ini merupakan kali kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun. Sebelumnya, The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada September lalu, sehingga total penurunan suku bunga The Fed mencapai 75 bps.Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga didasarkan pada keyakinan bahwa inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran 2%. Pemangkasan suku bunga ini akan menjadi gairah bagi pasar keuangan global, karena dapat memicu bank sentral lain, termasuk Bank Indonesia (BI), untuk ikut memangkas suku bunga-nya. Suku bunga yang melandai akan menambah likuiditas bagi pasar, sehingga dapat mendorong kembali perputaran roda ekonomi.

Cadangan Devisa Indonesia yang Masih Tebal

Selain sentimen positif dari The Fed, kabar baik juga datang dari ekonomi Tanah Air dengan cadangan devisa yang masih tebal. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar US$ 151,2 miliar, meningkat US$ 1,3 miliar dari sebelumnya.Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Data tersebut menunjukkan, cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Pertemuan Kongres China: Potensi Kebijakan Stimulus Ekonomi

Selain sentimen positif dari The Fed dan cadangan devisa Indonesia, pasar juga akan mencermati pertemuan kongres China untuk melihat bagaimana kebijakan stimulus ekonomi-nya. Kebijakan stimulus ekonomi dari China dapat menjadi katalis bagi penguatan pasar modal Indonesia, mengingat China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.Dengan berbagai sentimen positif yang datang, IHSG berpotensi untuk berbalik arah ke zona hijau dan melanjutkan penguatannya dalam perdagangan selanjutnya. Investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengambil keuntungan dari pergerakan pasar yang diperkirakan akan terus menguat.
more stories
See more