Pasar
Memperkuat Daya Saing INAF di Tengah Tantangan Industri Farmasi
2024-10-31
PT Indofarma Tbk (INAF), salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, telah menghadapi tantangan yang cukup berat dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun mengalami penurunan penjualan dan laba, perusahaan ini terus berupaya untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya dengan melakukan berbagai langkah strategis, termasuk efisiensi operasional dan pengelolaan aset.
Memperkuat Daya Saing di Tengah Persaingan yang Ketat
Penurunan Penjualan dan Laba Bruto
Berdasarkan laporan keuangan, INAF mencatat penurunan penjualan bersih sebesar 69,07% year-on-year (yoy) menjadi Rp137,87 miliar pada September 2024. Hal ini diikuti dengan penurunan beban pokok penjualan sebesar 65,63% yoy, menjadi Rp149,67 miliar. Akibatnya, perusahaan mengalami rugi bruto sebesar Rp11,8 miliar, berbanding terbalik dengan laba bruto Rp10,24 miliar yang dicatatkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.Penurunan penjualan dan laba bruto ini menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi INAF dalam mempertahankan daya saingnya di pasar farmasi yang semakin kompetitif. Namun, perusahaan tidak tinggal diam dan terus berupaya untuk mengatasi permasalahan ini.Efisiensi Operasional sebagai Kunci Bertahan
Dalam menghadapi situasi sulit ini, INAF telah melakukan berbagai upaya efisiensi operasional untuk menekan biaya dan meningkatkan profitabilitas. Perusahaan berhasil memangkas beban penjualan dan beban umum serta administrasi, masing-masing turun 45,16% yoy dan 22,05% yoy.Salah satu fokus utama INAF dalam efisiensi operasional adalah pada biaya tenaga kerja. Beban tenaga kerja langsung perusahaan turun 52,22% yoy menjadi Rp12,44 miliar. Selain itu, biaya bahan baku juga mengalami penurunan sekitar 50% seiring dengan penurunan penjualan.Upaya efisiensi ini telah membuahkan hasil, di mana rugi usaha INAF turun 25,12% yoy menjadi Rp129,66 miliar. Meskipun masih mencatat kerugian, penurunan angka ini menunjukkan adanya perbaikan kinerja operasional perusahaan.Pengelolaan Aset dan Liabilitas
Selain efisiensi operasional, INAF juga fokus pada pengelolaan aset dan liabilitas untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan. Pada September 2024, total aset INAF tercatat sebesar Rp758,43 miliar, turun 0,18% yoy. Di sisi lain, liabilitas perusahaan tumbuh 10,62% yoy, menjadi Rp1,73 triliun.Peningkatan liabilitas ini menunjukkan bahwa INAF masih membutuhkan sumber pendanaan tambahan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Namun, perusahaan telah mengambil langkah-langkah strategis, termasuk rencana untuk menjual aset non-inti, guna memperkuat struktur permodalannya.Prospek ke Depan: Optimisme di Tengah Tantangan
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, INAF tetap optimis untuk dapat melewati masa sulit ini. Dengan fokus pada efisiensi operasional, pengelolaan aset dan liabilitas yang lebih baik, serta upaya-upaya strategis lainnya, perusahaan berharap dapat memulihkan kinerja dan kembali ke jalur pertumbuhan yang sehat.Ke depan, INAF akan terus berupaya untuk meningkatkan daya saing, baik melalui inovasi produk, peningkatan kualitas, maupun pengembangan pasar yang lebih luas. Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang tepat, perusahaan yakin dapat melewati masa-masa sulit ini dan kembali menjadi pemain utama di industri farmasi Indonesia.