Pasar
Menteri Erick Sebut Bio Farma Kena “Efek Samping” Vaksin Covid
2024-11-05
Dalam laporan keuangan terbaru, PT Bio Farma (Persero) menghadapi penurunan kinerja yang signifikan. Pendapatan perusahaan farmasi milik negara ini anjlok hingga 88,2% pada tahun 2023, sementara laba bersih turun 70%. Namun, di balik tantangan ini, Biofarma memiliki potensi besar untuk bangkit kembali dengan strategi yang inovatif dan visioner.

Menjawab Panggilan Pandemi dengan Ketangguhan

Memenuhi Kebutuhan Vaksin Nasional dan Global

Biofarma menghadapi penurunan kinerja keuangan yang disebabkan oleh peran pentingnya dalam penanganan pandemi COVID-19. Sebagai perusahaan farmasi milik negara, Biofarma mendapat tugas untuk membeli vaksin sebanyak-banyaknya guna memenuhi kebutuhan nasional. Meskipun hal ini berdampak pada kinerja keuangan saat ini, Biofarma telah membuktikan kemampuannya untuk menjadi bagian penting dari rantai pasokan vaksin global. Hampir 85% produksi vaksin polio di dunia berasal dari Biofarma, yang didistribusikan ke 150 negara. Ini menunjukkan bahwa Biofarma telah menjadi "perusahaan global yang sesungguhnya" dalam industri kesehatan.

Memperkuat Rantai Pasokan Bahan Baku

Untuk mengatasi tantangan pasokan bahan baku, Biofarma telah mengambil langkah strategis dengan mencari mitra baru untuk menyuplai bahan baku yang akan diproses oleh anak perusahaannya, PT Indofarma Tbk. (INAF). Dengan demikian, Biofarma dapat memasuki rantai pasokan global dalam sistem perawatan kesehatan dunia, memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri farmasi.

Komitmen Baru untuk Distribusi Vaksin Polio

Di tengah tantangan keuangan, Biofarma telah mendapatkan komitmen baru senilai Rp1,4 triliun untuk distribusi vaksin polio. Ini merupakan pengakuan atas peran penting Biofarma dalam memproduksi dan mendistribusikan vaksin polio secara global. Dengan komitmen ini, Biofarma dapat memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam industri vaksin dunia.

Menghadapi Tantangan Industri Farmasi Secara Kolektif

Kinerja Biofarma yang tertekan sejalan dengan perusahaan BUMN farmasi lainnya serta holding BUMN farmasi secara umum. Pendapatan holding perusahaan BUMN di sektor farmasi amblas sepanjang tahun 2023, dengan rugi bersih mencapai Rp2,17 triliun. Namun, Biofarma dan perusahaan farmasi BUMN lainnya memiliki potensi untuk saling bersinergi dan menghadapi tantangan industri secara kolektif. Dengan kerja sama yang erat, mereka dapat memanfaatkan skala ekonomi, berbagi sumber daya, dan mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi kendala yang dihadapi.

Memperkuat Daya Saing melalui Inovasi

Meskipun Biofarma menghadapi penurunan kinerja keuangan, perusahaan ini memiliki potensi besar untuk bangkit kembali melalui inovasi. Dengan keahlian dalam produksi vaksin dan obat-obatan, Biofarma dapat mengembangkan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, Biofarma dapat memanfaatkan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat rantai pasokan, dan memperluas jangkauan distribusi. Dengan strategi inovatif dan visioner, Biofarma dapat memperkuat daya saingnya di industri farmasi, baik di pasar domestik maupun global.
more stories
See more