Pada semester pertama tahun 2024, perekonomian Indonesia mengalami guncangan yang signifikan, terutama pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Situasi ini mempengaruhi penerimaan pajak dari individu dan perusahaan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti tekanan berat yang dialami oleh Kementerian Keuangan, dengan tanda-tanda koreksi yang mendalam mulai muncul pada bulan Maret untuk orang pribadi dan April untuk perusahaan. Meskipun ada sedikit peningkatan pada Agustus, situasi global seperti peristiwa politik di Timur Tengah dan hasil pemilu AS tetap mempengaruhi kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Pada awal tahun 2024, dalam suasana yang penuh ketidakpastian, Indonesia menghadapi fluktuasi ekonomi yang cukup signifikan. Di tengah guncangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melaporkan bahwa penerimaan pajak mengalami kontraksi yang mendalam. Laporan ini disampaikan pada acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 2 Januari 2025. Menurut Sri Mulyani, tanda-tanda koreksi tersebut sudah jelas terlihat pada bulan Maret untuk pajak orang pribadi dan bulan April untuk pajak perusahaan. Dalam periode tersebut, penerimaan pajak menunjukkan penurunan yang signifikan.
Situasi baru mulai membaik pada bulan Agustus 2024, di mana mulai tampak adanya harapan bagi perekonomian nasional. Namun, kestabilan ini segera digoyahkan oleh peristiwa politik di Timur Tengah dan hasil pemilihan umum di Amerika Serikat. Kedua peristiwa tersebut memiliki dampak besar terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Dari perspektif seorang jurnalis, laporan ini memberikan gambaran tentang betapa pentingnya stabilitas ekonomi global bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Fluktuasi ekonomi global dapat dengan mudah mempengaruhi penerimaan pajak dan kesejahteraan masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif dan strategis sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.