Pada hari Kamis, 2 Januari 2025, mata uang rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS di tengah antisipasi pengumuman data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kurs rupiah merosot sekitar 0,75% pada pukul 09:14 WIB, mencapai Rp16.210 per dolar AS. Pergerakan ini berbeda dengan penutupan perdagangan pada akhir tahun lalu yang menunjukkan penguatan sebesar 0,25%. Pelaku pasar sedang menunggu data inflasi Desember 2024, yang juga akan menjadi indikator inflasi untuk seluruh tahun tersebut.
Dalam suasana kehati-hatian, pelaku pasar memperkirakan bahwa inflasi inti bulan Desember 2024 dapat mencapai 2,29% secara tahunan, naik dari bulan November sebelumnya yang mencatatkan 2,26%. Data inflasi bulanan November 2024 menunjukkan kenaikan sebesar 0,30%, dan jika inflasi bulanan Desember mencapai 0,47%, seperti yang diprediksi, itu akan menjadi tingkat inflasi bulanan tertinggi sejak Maret 2024. Indonesia menggunakan angka inflasi Desember sebagai ukuran inflasi tahunan, sehingga inflasi tahun 2024 diperkirakan akan mencapai 1,61%, yang merupakan angka terendah dalam sejarah ekonomi Indonesia.
Dengan demikian, pasar sedang menunggu pengumuman resmi BPS siang ini untuk melihat apakah ekspektasi tersebut akan terwujud dan bagaimana dampaknya terhadap kurs rupiah ke depannya.
Berita ini memberikan wawasan tentang hubungan antara inflasi dan nilai tukar mata uang. Fluktuasi nilai tukar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik tetapi juga oleh ekspektasi pasar dan data ekonomi yang dirilis. Penting bagi investor dan pelaku pasar untuk memantau perkembangan ekonomi makro agar dapat membuat keputusan yang tepat. Selain itu, informasi ini juga membantu masyarakat umum memahami dinamika ekonomi nasional dan global.