Kebakaran tersebut diduga berasal dari lantai delapan Glodok Plaza, namun penyebab pastinya masih dalam proses investigasi oleh pihak berwenang. Manajemen SSIA menjelaskan bahwa hingga kini mereka belum dapat memastikan penyebab pasti insiden tersebut. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat dan sistem keselamatan yang efektif di gedung-gedung tinggi.
Dengan cepat, petugas pemadam kebakaran bergerak untuk menyelamatkan para korban yang terjebak. Waktu satu jam penantian menjadi momen tegang bagi keluarga dan rekan-rekan korban. Proses evakuasi yang berhasil ini menunjukkan koordinasi yang baik antara petugas dan manajemen gedung. Namun, kejadian ini juga menjadi pelajaran penting tentang perlunya persiapan darurat yang lebih baik.
Bangunan Glodok Plaza mengalami kerusakan fisik yang cukup parah. Seluruh area yang terkena dampak langsung kebakaran harus ditutup untuk evaluasi mendalam. Penghentian operasional sementara diberlakukan hingga dinyatakan aman oleh pihak berwajib. Hal ini mencerminkan komitmen manajemen untuk memprioritaskan keselamatan dan integritas struktural bangunan.
Saat ini, manajemen sedang melakukan inventarisasi kerusakan dan merencanakan langkah-langkah pemulihan. Meskipun kerugian akibat kebakaran belum diketahui secara pasti, proses klaim asuransi telah dimulai. Aset yang terdampak telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, memberikan jaminan tertentu bagi pemulihan ekonomi perusahaan.
Insiden ini tidak berdampak signifikan pada kelangsungan usaha SSIA. Perusahaan tetap fokus pada operasional inti dan strategi bisnis jangka panjang. Struktur pemegang saham SSIA melibatkan beberapa pemain besar, termasuk PT Persada Capital, PT Arman Investment, Intrepid Investment, dan publik. Komposisi ini mencerminkan diversifikasi kepemilikan yang kuat, membantu perusahaan tetap stabil meski menghadapi tantangan.
PT Persada Capital, salah satu pemegang saham utama, merupakan perusahaan milik PT Pandu Alam Persada dan PT Tri Nur Cakrawala, yang keduanya bernaung di bawah naungan keluarga Arini Subianto. Sementara itu, PT Arman Investment dipimpin oleh Benjamin Arman Suriadjaja dan Johannes Suriadjaja. Struktur kepemilikan ini menunjukkan sinergi antara berbagai pihak yang berkomitmen untuk pertumbuhan dan stabilitas perusahaan.
Investigasi yang sedang berlangsung akan membuka banyak informasi penting tentang apa yang menyebabkan kebakaran tersebut. Hasil-hasil ini akan digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan standar keselamatan dan mencegah insiden serupa di masa depan. Manajemen berkomitmen untuk transparansi dan kolaborasi dengan otoritas terkait dalam proses ini.
Langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat akan diterapkan, termasuk peningkatan protokol keselamatan, pelatihan staf, dan investasi dalam teknologi deteksi dini kebakaran. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa gedung-gedung seperti Glodok Plaza dapat tetap aman dan layak huni bagi semua penggunanya. Ini bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga kewajiban hukum yang harus dipenuhi.