Pasar
Kuatnya Fundamental BRI Meski Saham Mengalami Penurunan
2025-01-17

Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menunjukkan fundamental yang kuat dan solid meskipun sahamnya mengalami penurunan signifikan pada tahun 2024. Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan bahwa faktor eksternal seperti nilai tukar menjadi penyebab utama penurunan ini. Namun, dengan rasio kecukupan modal yang tinggi, bank tidak perlu khawatir tentang modal di masa depan. Selain itu, jumlah pemegang saham BRI terus meningkat, didominasi oleh investor lokal. Bank juga fokus pada pengembangan bisnis proses internal dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp184,98 triliun, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Faktor Eksternal dan Keuatan Modal BRI

Saham BRI sempat mengalami penurunan hingga 28,73% sepanjang tahun 2024. Meski demikian, kondisi ini tidak mempengaruhi fundamental bank. Menurut Sunarso, faktor eksternal seperti nilai tukar mata uang berkontribusi besar terhadap fluktuasi tersebut. Investor asing cenderung mempertimbangkan nilai tukar dalam transaksi mereka, sehingga penurunan nilai tukar dapat mempengaruhi capital gain yang mereka peroleh. Namun, hal ini tidak mengubah posisi kuat BRI dari segi modal.

BRI memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 26%. Angka ini jauh melampaui persyaratan minimum 7,5% untuk mengcover risiko operasional. Dengan demikian, Sunarso menegaskan bahwa BRI memiliki ruang yang cukup untuk menggunakan kapital lebih dari 7%. Ini berarti bahwa bank tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modalnya dalam lima tahun mendatang. Faktor-faktor eksternal mungkin mempengaruhi pasar saham, tetapi fundamental BRI tetap kokoh.

Pertumbuhan Pemegang Saham dan Dampak KUR

Tidak hanya fundamental yang kuat, BRI juga mencatat peningkatan jumlah pemegang saham. Hingga akhir Desember 2024, tercatat ada 653.247 investor, naik 38.186 investor dari bulan November. Mayoritas pemegang saham baru ini adalah investor lokal. Ini menunjukkan kepercayaan publik terhadap kinerja BRI, meskipun sahamnya mengalami penurunan.

BRI juga terus berupaya memperkuat bisnis proses internal dan mendukung UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selama tahun 2024, bank berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp184,98 triliun kepada lebih dari 4 juta debitur UMKM di seluruh Indonesia. Program ini berfokus pada sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan. Dengan NPL KUR yang dikelola di bawah 2%, program ini membantu meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan. Sunarso menekankan bahwa pendekatan ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan stabilitas keuangan jangka panjang.

More Stories
see more