Pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan pada hari Kamis, 6 Februari 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat koreksi yang semakin memburuk hingga akhir perdagangan. Penyebab utama fluktuasi ini adalah kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berdampak luas pada dinamika pasar global. Situasi ini juga dipengaruhi oleh reaksi China terhadap perang tarif yang diberlakukan AS.
Saham-saham di Bursa Efek Indonesia mengalami volatilitas sejak awal tahun ini. Pergerakan indeks ditutup dengan penurunan 2,12% ke level 6.830,11, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13 triliun. Faktor utama yang mempengaruhi situasi ini adalah kebijakan ekonomi dari pemerintah AS yang dinilai kontroversial. Analis menyatakan bahwa pelaku pasar telah mencermati dinamika kebijakan Trump sejak awal tahun.
Keputusan Trump untuk menerapkan tarif impor pada barang-barang dari China memicu ketidakpastian di pasar. Reaksi China dengan memberlakukan tarif balasan 15% pada impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS menambah tekanan. Meskipun rencana tarif ini ditunda hingga bulan depan, dampak negatif tetap dirasakan. Para analis memprediksi bahwa situasi ini dapat membatasi ruang pemangkasan suku bunga di AS dan mengganggu pemulihan ekonomi global.
Para pelaku pasar merespons kebijakan-kebijakan baru ini dengan sikap hati-hati. Investor khawatir tentang potensi inflasi di AS yang dapat membatasi fleksibilitas bank sentral dalam menyesuaikan tingkat suku bunga. Selain itu, stabilitas pemulihan ekonomi global menjadi terganggu, yang berdampak langsung pada performa pasar saham Indonesia.
Analis senior Investment Information Mireae Nafan Aji Gusta mengungkapkan bahwa meski dinamika geopolitik global menjadi tantangan, target IHSG untuk tahun 2025 masih optimistis mencapai level 8.000. Maximilianus Nicodemus dari Pilarmas Investindo Sekuritas juga menyoroti bahwa meskipun Kanada dan Meksiko mendapat penundaan tarif, China tidak demikian. Ini berarti bahwa respons China terhadap tarif AS akan terus mempengaruhi pasar. Menurutnya, IHSG kemungkinan akan berkisar antara 7.740 hingga 7.920 dalam beberapa bulan ke depan.