Pentingnya rasa syukur dalam kehidupan sosial dan emosional telah lama diakui. Namun, bagaimana dengan mereka yang sulit mengungkapkan terima kasih? Studi menunjukkan bahwa individu yang tidak tahu berterima kasih cenderung memiliki hubungan yang kurang sehat dan kesejahteraan emosional yang lebih rendah. Mereka sering kali merasa tidak puas dan memandang hidup dari apa yang hilang daripada apa yang sudah dimiliki. Hal ini dapat menyebabkan pola pikir transaksional dan manipulatif dalam interaksi sosial.
Orang yang kurang bersyukur sering kali mengabaikan kebutuhan emosional orang lain, hanya memberikan perhatian ketika hal tersebut menguntungkan diri sendiri atau membuat mereka nyaman. Ini menciptakan hubungan yang tidak seimbang dan penuh syarat. Perilaku ini juga dapat mempengaruhi perkembangan hubungan, termasuk kepercayaan, keintiman, dan kesetiaan.
Ketidakmampuan untuk berterima kasih dan berempati dapat membatasi pertumbuhan personal dan sosial. Misalnya, seseorang yang tidak tahu berterima kasih mungkin akan menetapkan harapan yang mustahil bagi orang lain, mulai dari keluarga hingga pasangan. Dengan kehilangan kesempatan untuk berempati dan mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang terdekatnya, mereka juga kehilangan peluang untuk berkembang dalam hubungan. Ketidakpuasan ini dapat berdampak negatif pada hubungan, menciptakan lingkungan yang penuh dengan ekspektasi yang tidak realistis dan kekecewaan.
Individu yang tidak tahu berterima kasih sering menggunakan bahasa yang bersifat transaksional dan manipulatif dalam hubungan mereka. Mereka mungkin mengucapkan kalimat seperti “Kamu berutang padaku” atau “Aku ada untukmu saat kamu tidak punya siapa-siapa.” Kalimat-kalimat ini menciptakan tekanan moral dan emosional pada orang lain, memaksa mereka untuk merespons sesuai dengan harapan.
Kalimat seperti "Tidak ada seorang pun yang berterima kasih saat aku menolong mereka" juga menunjukkan sikap yang mengharapkan balasan atas setiap bantuan yang diberikan. Ini menciptakan hubungan yang dipenuhi dengan rasa tidak puas dan kekecewaan. Selain itu, ungkapan "Kamu tidak pantas mendapatkan itu" mencerminkan pola pikir yang bersyarat, di mana cinta dan perhatian hanya diberikan ketika ada manfaat langsung bagi diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang lebih sering mengungkapkan rasa syukur umumnya lebih bahagia dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik. Sebaliknya, mereka yang tidak bersyukur sering merasa tidak puas dan mengalami kecemasan yang berlebihan.