Pada awal perdagangan sesi pertama Selasa, 24 Agustus 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi yang signifikan menjelang libur Natal. Meskipun IHSG dibuka dengan kenaikan tipis, indeks ini kemudian berbalik turun dalam beberapa menit. Transaksi pada sesi tersebut mencapai Rp 670 miliar dengan volume transaksi sebesar 842 juta lembar saham. Sentimen pasar keuangan Indonesia dipengaruhi oleh data ekonomi dari Amerika Serikat, terutama penurunan kepercayaan konsumen AS yang mencerminkan ketidakpastian ekonomi global. Namun, optimisme terhadap pasar tenaga kerja AS tetap kuat, memberikan dukungan bagi ekonomi.
Sesi perdagangan hari ini dimulai dengan volatilitas IHSG yang cenderung naik dan turun. Pada awalnya, indeks ini membukukan kenaikan 0,17% hingga mencapai 7.108,22. Namun, tujuh menit setelah pembukaan, IHSG bergerak turun menjadi 7.091,06 atau 0,08%. Aktivitas perdagangan cukup aktif dengan nilai transaksi mencapai Rp 670 miliar dan volume transaksi sebanyak 842 juta lembar saham. Jumlah transaksi mencapai 78.604 kali, menunjukkan minat investor yang tinggi meski perdagangan pekan ini minim sentimen domestik.
Pergerakan IHSG yang tidak menentu ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi window dressing di akhir tahun dan antisipasi tren bullish. Investor menantikan peluang untuk memaksimalkan keuntungan sebelum libur Natal. Dengan sentimen pasar yang bervariasi, para pemain pasar harus tetap waspada terhadap perubahan kondisi ekonomi global yang dapat mempengaruhi performa IHSG. Penyesuaian strategi investasi diperlukan untuk menghadapi volatilitas pasar yang meningkat.
Data ekonomi dari Amerika Serikat memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan Indonesia. Terlebih lagi, rilis data kepercayaan konsumen AS yang melemah secara tak terduga menjadi sorotan utama. The Conference Board melaporkan penurunan indeks kepercayaan konsumen dari 112,8 pada November menjadi 104,7 di Desember. Hal ini disebabkan oleh meredanya euforia pasca-pemilu dan munculnya kekhawatiran tentang kondisi bisnis masa depan. Para ekonom memperkirakan indeks akan naik menjadi 113,3, namun realitas berbeda dengan harapan tersebut.
Penurunan kepercayaan konsumen ini mencerminkan dampak negatif potensial dari tarif terhadap ekonomi. Survei The Conference Board menunjukkan bahwa 46% konsumen memperkirakan tarif akan meningkatkan biaya hidup. Meski demikian, konsumen masih optimis terhadap pasar tenaga kerja AS, yang merupakan penggerak utama ekonomi melalui belanja konsumen. Indikator pasar tenaga kerja meningkat ke level tertinggi tujuh bulan, mencapai 22,2 dari 18,4 di bulan November. Tingkat pengangguran saat ini berada di angka 4,2%, yang menunjukkan stabilitas relatif di sektor ketenagakerjaan. Situasi ini berkontribusi pada harapan pasar Indonesia untuk terus membentuk tren bullish di sisa perdagangan 2024.