Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan signifikan pada perdagangan awal Jumat, 10 Januari 2025. Pergerakan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) dan kondisi ekonomi China yang melemah. Transaksi di pasar saham Indonesia mencapai Rp 482 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar. Selain itu, investor Qatar telah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun satu juta rumah terjangkau di Indonesia.
Pada hari Jumat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,4%, mencapai posisi 7.092,96. Enam menit setelah pembukaan, indeks ini semakin kuat dengan penguatan menjadi 0,6% hingga 7.107,07. Ini menandai kembalinya IHSG ke level psikologis 7.100 setelah empat hari bertahan di bawah 7.000. Nilai transaksi awal mencapai Rp 482 miliar, melibatkan 1,1 miliar lembar saham dalam 63.669 transaksi. Sentimen eksternal, terutama dari AS dan China, menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan ini.
Kinerja ekonomi global, terutama dari AS, memiliki dampak signifikan pada IHSG. Data ketenagakerjaan AS, termasuk Non-Farm Payroll (NFP), menjadi indikator penting bagi para investor. NFP memberikan gambaran tentang jumlah tenaga kerja di perusahaan swasta dan pemerintah AS, yang mencakup sekitar 80% dari total tenaga kerja. Data ini juga menjadi barometer kesehatan ekonomi AS dan berdampak langsung pada kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Jika NFP tinggi, kebijakan moneter cenderung lebih ketat, mempengaruhi volatilitas pasar jangka pendek. Pasar berharap NFP Desember 2024 akan menunjukkan peningkatan yang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya, seiring dengan harapan inflasi yang stabil.
Berita ekonomi China juga berpengaruh pada pasar keuangan Indonesia. Laporan terbaru dari Biro Statistik Nasional China (NBS) menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya naik 0,1% pada tahun 2024, turun dari 0,2% pada bulan sebelumnya. Melemahnya laju inflasi ini mencerminkan perlambatan ekonomi China selama empat bulan berturut-turut. Risiko deflasi menjadi ancaman serius bagi ekonomi global, termasuk Indonesia, karena China merupakan mitra dagang utama. Kondisi ini dapat berdampak domino pada aktivitas ekonomi domestik.
Di sisi lain, ada kabar positif dari investasi domestik. Investor Qatar telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan pemerintah Indonesia untuk membangun satu juta rumah terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah di perkotaan. Program ini merupakan bagian dari rencana pembangunan tiga juta rumah per tahun yang dicanangkan oleh pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto. Investasi ini tidak hanya mendukung program pemerintah tetapi juga meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Langkah ini diharapkan dapat meredam dampak negatif dari kondisi ekonomi global yang lesu.