Dalam laporan terbaru, mata uang Indonesia mengalami penguatan signifikan setelah data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Pada hari Selasa (7/1/2025), rupiah membuka perdagangan dengan kenaikan 0,4% hingga mencapai level Rp16.125 per dolar AS. Ini menjadi kontras dengan penutupan sehari sebelumnya yang mengalami pelemahan. Indeks dolar AS/DXY juga turun, mencerminkan tekanan yang berkurang pada mata uang Indonesia.
Di tengah-tengah musim dingin yang sedikit lebih hangat dari biasanya, data output manufaktur AS yang kurang memuaskan telah mempengaruhi nilai tukar mata uang global. Menurut sumber Refinitiv, rupiah menguat sebesar 0,4% pada pembukaan perdagangan di Jakarta, mencapai Rp16.125 per dolar AS pada Selasa (7/1/2025). Ini merupakan rebound dari penutupan perdagangan sebelumnya yang melemah 0,03%. Sementara itu, indeks dolar AS/DXY juga mengalami penurunan sebesar 0,22% pada pukul 14:59 WIB, turun ke angka 108,02 dari posisi sebelumnya di 108,26.
Tekanan terhadap rupiah mereda seiring depresiasi DXY yang berkelanjutan. CNBC Indonesia melaporkan bahwa greenback sempat jatuh ke level 107 selama perdagangan intraday, namun akhirnya kembali ke level 108 pada penutupan. Di pasar NDF, rupiah merespons dengan penguatan terbesar hingga mencapai posisi Rp16.170 per dolar AS. Penurunan DXY ini dipicu oleh data ekonomi AS yang lebih rendah dari perkiraan, terutama laporan output manufaktur yang lemah. Situasi ini mendorong pasar untuk menyesuaikan ulang ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) dan nada dovish terbaru dari The Fed juga telah mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif.
Berita ini memberikan gambaran tentang bagaimana fluktuasi ekonomi global dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Bagi para investor dan pelaku pasar, situasi ini mengingatkan pentingnya memperhatikan data ekonomi dan kebijakan bank sentral dalam membuat keputusan investasi. Pergerakan mata uang seperti ini bisa menjadi indikator awal dari arah ekonomi global dan nasional.