Pasar
Penurunan Rupiah Terhadap Dolar AS Mengikuti Risalah The Fed
2025-01-09

Pada awal tahun 2025, mata uang rupiah mengalami penurunan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini dipicu oleh risalah bank sentral AS yang menunjukkan potensi pemangkasan suku bunga dengan kecepatan lebih lambat. Indeks dolar AS juga mengalami fluktuasi kecil, tetapi masih berada pada posisi kuat yang memberi tekanan kepada mata uang Indonesia. Selain itu, perubahan kebijakan ekonomi dan perdagangan di AS juga mempengaruhi kestabilan mata uang global.

Dampak Risalah The Fed Terhadap Nilai Tukar Rupiah

Risalah dari bank sentral AS telah merubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter. Ini menyebabkan rupiah melemah seiring dengan penyesuaian strategi investasi global. Kekhawatiran tentang inflasi dan ketidakpastian kebijakan pemerintah baru di AS membuat bank sentral berhati-hati dalam memangkas suku bunga. Situasi ini menciptakan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi mata uang seperti rupiah.

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi semakin sensitif terhadap sentimen eksternal. Pernyataan pejabat Federal Reserve pada pertemuan Desember lalu menunjukkan bahwa mereka akan melambatkan pemangkasan suku bunga karena adanya ketidakpastian. Perubahan kebijakan imigrasi dan perdagangan yang diisyaratkan oleh presiden terpilih AS juga berdampak langsung pada kekuatan dolar AS. Akibatnya, indeks dolar AS naik kembali ke atas level 109, memberikan tekanan lebih lanjut pada rupiah.

Kondisi Ekonomi Global dan Implikasinya Bagi Rupiah

Situasi ekonomi global, terutama di AS, memiliki dampak signifikan terhadap nilai tukar mata uang lainnya, termasuk rupiah. Kebijakan ekonomi dan perdagangan yang agresif di AS telah memperkuat dolar AS dan menekan mata uang negara berkembang seperti Indonesia. Ini menciptakan tantangan besar bagi stabilitas ekonomi domestik.

Sejak kemenangan pemilihan umum di AS, rencana untuk mengenakan tarif yang agresif terhadap mitra dagang utama seperti Tiongkok, Meksiko, dan Kanada telah meningkatkan ketidakpastian pasar. Hal ini memperkuat posisi dolar AS dan menekan mata uang lainnya. Di pasar non-deliverable forward (NDF), rupiah turun hampir 1% pada akhir perdagangan, mencapai Rp16.237 per dolar AS. Kondisi ini mencerminkan tekanan berkelanjutan yang dialami oleh mata uang Garuda.

More Stories
see more