Pasar
Penyelidikan Mendalam: Privatisasi Japfa dan Dinasti Santosa di Balik Layar
2025-01-27
Mengungkap rencana privatisasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) yang tercatat di bursa Singapura, serta menggali lebih dalam tentang sosok pemilik saham emiten pangan ternak tersebut setelah aksi ini rampung.

Pembukaan Bab Baru: Transformasi JPFA Menuju Era Baru

Dalam sebuah langkah strategis, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapura, berencana melakukan privatisasi atau delisting melalui skema tertentu. Keputusan ini menandai era baru bagi Japfa Ltd, dengan Keluarga Santosa siap mengambil alih seluruh kepemilikan saham minoritas. Langkah ini akan membawa perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan dan pengendalian perusahaan, meskipun manajemen menegaskan bahwa bisnis Grup Perseroan akan tetap berjalan tanpa gangguan.

Rencana Privatisasi: Langkah Strategis untuk Masa Depan

Privatisasi Japfa Ltd merupakan langkah penting yang ditujukan untuk memperkuat posisi perusahaan di pasar global. Dengan skema yang telah disusun, seluruh saham dari pemegang saham minoritas akan diambil alih oleh Keluarga Santosa, yang kemudian akan memiliki 100% saham Japfa Ltd. Proses ini tidak hanya mencerminkan keberanian manajemen dalam menghadapi tantangan pasar, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka untuk memastikan kelangsungan usaha dan pertumbuhan jangka panjang.Perusahaan ini telah menjadi pemegang saham mayoritas di BEI, dan Keluarga Santosa adalah pemegang saham mayoritas Japfa Ltd dan Perseroan. Manajemen menegaskan bahwa pembelian saham dan privatisasi ini tidak akan mengubah pengendalian atau manajemen Grup Perseroan. Perseroan akan tetap menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia tanpa adanya perubahan kepemilikan mayoritas dan akan tetap secara mayoritas dimiliki serta dikendalikan oleh Keluarga Santosa.

Keluarga Santosa: Arsitek Sukses di Balik Japfa

Dibalik layar, Handojo Santosa, tokoh sentral dalam dinasti Santosa, telah memainkan peran kunci dalam kesuksesan Japfa. Menurut laporan Forbes, kekayaan Handojo mencapai US$735 miliar atau setara Rp11.884,9 triliun pada tahun 2020. Berkat pencapaian ini, ia menduduki daftar orang terkaya di Indonesia urutan 38. Handojo bukan hanya seorang pebisnis sukses, tetapi juga visioner yang telah membawa Japfa menjadi salah satu perusahaan pangan ternak terkemuka di Asia Tenggara.Japfa memproduksi berbagai kebutuhan pangan seperti protein, produk susu, dan makanan kemasan. Di Indonesia, perusahaan ini menjual susu segar dengan merek Greenfields. Selain itu, Japfa juga memiliki unit bisnis yang kuat di bidang private equity, termasuk KKR yang memiliki 10% saham di Japfa Comfeed. Perusahaan ini terus memperluas jangkauan usahanya dengan menggandeng mitra strategis, seperti penjualan 25% saham unit susu di Tiongkok, AustAsia Investments, kepada Meiji, raksasa susu asal Jepang. Penjualan ini menghasilkan dana sebesar US$254 juta, yang digunakan untuk mendukung ekspansi dan inovasi perusahaan.

Implikasi dan Prospek Masa Depan

Langkah privatisasi ini memiliki implikasi yang luas bagi stakeholders Japfa, termasuk investor, karyawan, dan konsumen. Meskipun proses ini dapat menimbulkan ketidakpastian jangka pendek, manajemen yakin bahwa langkah ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi semua pihak. Dengan kontrol penuh di tangan Keluarga Santosa, Japfa dapat fokus pada strategi pertumbuhan yang lebih agresif dan inovatif, serta memperkuat posisi pasar di industri pangan ternak.Di tengah persaingan yang semakin ketat, Japfa terus berkomitmen untuk mempertahankan standar tinggi dalam hal kualitas produk dan layanan. Dengan dukungan finansial yang kuat dari Keluarga Santosa, perusahaan ini berencana untuk menginvestasikan sumber daya tambahan dalam riset dan pengembangan, serta ekspansi ke pasar baru. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa Japfa tetap menjadi pemimpin pasar di sektor pangan ternak, baik di Indonesia maupun di kancah internasional.
More Stories
see more