Dalam 100 hari pertama kepemintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, perekonomian Indonesia menjadi sorotan utama. Beberapa kebijakan strategis telah diterapkan meskipun berbagai tantangan masih menghadang. Fokus utama adalah pada swasembada pangan yang ditargetkan tercapai pada tahun 2025, kinerja sektor manufaktur yang menunjukkan peningkatan namun masih menghadapi pelemahan daya beli masyarakat, serta potensi dan tantangan perdagangan global setelah Indonesia bergabung dengan BRICS. Selain itu, pengaruh kembali Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat juga memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
Pada masa awal pemerintahan baru, beberapa isu penting telah menjadi perhatian utama. Salah satu kebijakan yang mencolok adalah upaya untuk mencapai swasembada pangan, khususnya beras. Menurut Guru Besar IPB University, Dwi Andreas Santosa, stok beras yang melimpah pada awal tahun 2025 berpotensi mendukung pencapaian swasembada ini. Namun, ia memperingatkan bahwa jika produksi tidak meningkat, Indonesia mungkin harus kembali mengimpor beras pada tahun 2026.
Sektor manufaktur juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Data PMI dan indeks kepercayaan industri menunjukkan peningkatan selama tiga bulan pertama pemerintahan baru. Namun, pelemahan daya beli masyarakat dan penurunan upah riil di beberapa sektor menjadi tantangan serius. Ina Primiana dari Associate Core Indonesia menyarankan pemerintah untuk lebih memperhatikan potensi industri agro yang memiliki nilai tambah tinggi.
Di bidang perdagangan, Indonesia telah menjadi anggota penuh BRICS, membuka peluang ekspor baru namun juga menghadapi ancaman impor dari negara-negara tersebut. Sahara dari Associate Core Indonesia menjelaskan bahwa sementara ekspor ke AS dapat meningkat akibat proteksionisme Trump, rupiah diprediksi akan melemah terhadap dolar AS, mempengaruhi investasi dan suku bunga Bank Indonesia.
Dari perspektif jurnalis, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah baru menunjukkan komitmen kuat untuk memperbaiki kondisi ekonomi nasional. Meskipun tantangan masih banyak, inisiatif seperti swasembada pangan dan fokus pada industri agro menawarkan harapan bagi masa depan ekonomi Indonesia. Namun, penting bagi pemerintah untuk tetap waspada dan responsif terhadap dinamika global, termasuk dampak dari kebijakan luar negeri seperti proteksionisme AS.