Pasar
Perkembangan Terbaru dalam Hubungan Dagang China-AS dan Dampaknya terhadap Rupiah
2025-02-05

Penguatan rupiah terhadap dolar AS menjadi sorotan utama setelah langkah balasan yang diambil oleh China atas tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintah AS. Meskipun situasi perdagangan global tetap tidak menentu, pelaku pasar juga menantikan data ekonomi Indonesia untuk memberikan lebih banyak kejelasan. Rupiah mengalami kenaikan signifikan, mencerminkan respons positif terhadap tindakan China. Selain itu, kontrol ekspor logam tanah jarang oleh Beijing menambah kompleksitas hubungan dagang kedua negara.

Respons China terhadap Tarif AS: Dampak pada Pasar Keuangan Global

Kebijakan balasan yang diambil oleh China terhadap tarif tambahan dari AS telah mempengaruhi dinamika pasar keuangan global. Penguatan rupiah terhadap dolar AS mencerminkan reaksi pasar terhadap ketegangan perdagangan antara kedua negara besar tersebut. Kementerian Keuangan China telah menerapkan tarif baru terhadap berbagai produk impor AS, termasuk batu bara dan gas alam cair. Langkah ini bertujuan untuk merespons tarif 10% yang diberlakukan oleh AS terhadap semua impor dari China.

Tarif balasan ini mencakup sektor energi dan peralatan pertanian, serta beberapa jenis kendaraan. Selain itu, Beijing juga melancarkan investigasi anti-monopoli terhadap Google dan memasukkan beberapa perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat dipercaya. Kontrol ekspor logam tanah jarang dan mineral penting oleh China menambah ketidakpastian dalam hubungan dagang kedua negara. Situasi ini mempengaruhi sentimen pasar dan berkontribusi pada penguatan rupiah terhadap dolar AS. Pelaku pasar menyambut langkah China sebagai indikator bahwa negara-negara lain mungkin juga akan mengambil tindakan serupa jika tekanan perdagangan terus meningkat.

Sentimen Ekonomi Indonesia dan Prospek Rupiah

Selain faktor eksternal, sentimen ekonomi domestik juga berperan penting dalam penguatan rupiah. Data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal IV-2024 dan tahun 2024 secara keseluruhan menjadi fokus utama bagi para pelaku pasar. Jika pertumbuhan ekonomi dapat mencapai atau melebihi 5%, hal ini akan memberikan dorongan positif bagi pasar keuangan domestik, termasuk nilai tukar rupiah. Sentimen positif ini dapat membantu mempertahankan momentum penguatan mata uang nasional.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan meningkatkan kepercayaan investor dan memperkuat posisi rupiah terhadap mata uang asing. Pelaku pasar menantikan pengumuman resmi dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi ekonomi Indonesia. Analis memperkirakan bahwa data ekonomi yang baik akan mendorong lebih banyak investasi asing dan memperkuat posisi rupiah dalam jangka panjang. Selain itu, stabilitas ekonomi domestik juga akan membantu mengurangi dampak negatif dari ketegangan perdagangan global, sehingga menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

More Stories
see more