Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka peluang untuk membawa salah satu perusahaannya ke pasar modal dalam jangka menengah. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan bahwa meski tidak ada rencana jangka pendek, holding group BUMN tambang MIND ID dinilai paling potensial untuk melakukan Initial Public Offering (IPO). Selain itu, Kementerian BUMN juga tengah fokus pada proses integrasi beberapa perusahaan di sektor konstruksi, kepelabuhanan, dan kereta api.
Meski belum ada kepastian jangka pendek, Kementerian BUMN melihat holding group BUMN tambang MIND ID sebagai kandidat terbaik untuk IPO dalam beberapa tahun mendatang. Pilihan ini didasarkan pada potensi pertumbuhan dan stabilitas sektor tambang yang diharapkan dapat memberikan nilai investasi yang baik bagi publik.
BUMN tambang MIND ID atau salah satu anak usahanya, seperti PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), menjadi pilihan utama untuk IPO. Tiko menyebut bahwa kemungkinan IPO bisa dilakukan di tingkat holding atau anak usaha, atau bahkan kedua-duanya. Proses penelitian dan evaluasi masih berlangsung untuk memastikan langkah yang tepat dan menguntungkan bagi semua pihak terkait. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapitalisasi pasar dan daya saing BUMN di kancah global.
Kementerian BUMN juga sedang mendorong integrasi perusahaan-perusahaan milik negara di sektor konstruksi, kepelabuhanan, dan kereta api. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat posisi perusahaan-perusahaan tersebut di pasar domestik maupun internasional. Integrasi ini melibatkan beberapa tahap dan analisis mendalam untuk memastikan hasil yang optimal.
Di sektor konstruksi, proses penggabungan antara Waskita Karya dengan PT Hutama Karya (Persero) telah dimulai. Selanjutnya, akan dilakukan kajian struktur integrasi antara PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP (Persero), serta PT Adhi Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Di sektor kepelabuhanan, pemerintah tengah mengkaji integrasi antara PT Pelindo dengan operator feri dan kapal lainnya, seperti PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI). Ini bertujuan untuk menekan biaya logistik laut dan memperluas ekosistem transportasi penumpang dengan biaya lebih terjangkau. Terakhir, di sektor kereta api, kajian penggabungan antara PT Industri Kereta Api (INKA) dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sedang berlangsung. INKA sendiri tengah mengembangkan prototipe kereta komuter buatan dalam negeri yang dijadwalkan rampung pada awal tahun depan.