Para ahli finansial, termasuk Robert Kiyosaki dan analis dari Goldman Sachs, telah memperingatkan tentang potensi krisis pasar saham yang signifikan pada tahun 2025. Mereka menyoroti berbagai faktor yang dapat memicu penurunan ekonomi, seperti utang swasta yang membengkak, valuasi tinggi, dan perubahan demografi. Sementara itu, Kiyosaki menyarankan untuk beralih ke aset nyata seperti Bitcoin, emas, dan perak sebagai bentuk perlindungan. Para pakar juga menekankan pentingnya diversifikasi portofolio dan persiapan dana darurat.
Robert Kiyosaki, penulis terkenal, mengeluarkan prediksi berani tentang kemungkinan kejatuhan pasar saham yang besar pada bulan Februari 2025. Dalam unggahannya di platform X, ia merujuk pada bukunya yang terbit pada 2013, yang telah memprediksi krisis ini sebelumnya. Menurut Kiyosaki, krisis tersebut menciptakan peluang bagi mereka yang siap, dengan menyatakan bahwa harga berbagai aset seperti mobil dan rumah akan turun drastis.
Kiyosaki bahkan memperkirakan miliaran dolar akan keluar dari investasi tradisional seperti saham dan obligasi, beralih ke aset seperti Bitcoin, emas, dan perak. Ia menyarankan masyarakat untuk "keluar dari aset palsu dan masuk ke yang nyata," bahkan sekadar memiliki satu Satoshi bisa menjadi langkah strategis. Prediksi ini didasarkan pada keyakinannya bahwa aset kripto cenderung menguat di saat krisis, sehingga menjadi alternatif yang lebih aman bagi investor. Selain itu, Kiyosaki percaya bahwa krisis ini dapat memberikan kesempatan bagi individu yang cerdas untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari situasi yang tidak pasti.
Bukan hanya Kiyosaki, analis-analisis lain seperti Goldman Sachs, Harry Dent, dan Jeremy Grantham juga memperingatkan tentang ancaman di pasar keuangan. Analis Goldman Sachs memprediksi koreksi besar dengan potensi penurunan hingga 30% pada 2025, didorong oleh valuasi tinggi dan ketidakpastian ekonomi. Ekonom Harry Dent juga memperingatkan bahwa utang swasta Amerika yang terus membengkak dapat memicu ledakan gelembung ekonomi, dengan perkiraan kejatuhan pasar bisa terjadi secepat pertengahan 2025.
Jeremy Grantham, investor veteran, memprediksi “kejatuhan besar” di pasar saham. Menurutnya, penyebab utama adalah overvaluasi, perubahan demografi seperti penurunan angka kelahiran, serta tantangan global seperti perubahan iklim. Dengan berbagai analis terkemuka mengeluarkan peringatan serupa, pesan yang disampaikan jelas: bersiaplah dari sekarang. Meskipun detail prediksi mereka berbeda, semuanya menekankan bahwa pasar keuangan saat ini rentan terhadap tekanan besar. Para pakar merekomendasikan strategi yang jelas dalam menghadapi volatilitas pasar. Menyiapkan dana darurat, mengurangi utang, serta mendiversifikasi portofolio investasi menjadi langkah penting untuk menghadapi potensi guncangan ekonomi.