Pasar
Indeks Saham Indonesia Melemah Pasca Libur Panjang
2025-01-31

Pada hari Kamis, 30 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan setelah liburan panjang. IHSG kembali ke level 7.000 dengan penurunan sebesar 1,29%. Volume perdagangan mencapai 18,45 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp12,07 triliun. Mayoritas sektor mengalami pelemahan, terutama sektor utilitas dan properti. Investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp397,70 miliar di seluruh pasar, namun beberapa saham tetap mendapatkan minat beli dari investor asing.

Penurunan IHSG dan Dinamika Pasar Saham

Dalam suasana musim dingin ekonomi global, pasar saham Indonesia merasakan getaran negatif pada hari Kamis, 30 Januari 2025. Setelah masa liburan yang panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesinya dengan penurunan hingga 1,29% atau berada di posisi 7.073,48. Transaksi yang tercatat mencapai Rp12,07 triliun dengan volume perdagangan 18,45 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,23 juta kali. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 206 saham yang menguat sementara 389 saham melemah dan 213 lainnya stagnan.

Hampir semua sektor mengalami penurunan, dengan sektor utilitas dan properti menjadi yang paling terdampak. Sektor utilitas anjlok hingga 4,61%, sementara sektor properti turun 2,72%. Meski demikian, investor asing masih menunjukkan aktivitas yang dinamis. Mereka melakukan penjualan bersih sebesar Rp397,70 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp788,90 miliar di pasar reguler. Namun, ada juga pembelian bersih sebesar Rp391,20 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Berbagai saham mendapatkan perhatian khusus dari investor asing. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) menjadi saham dengan net foreign buy terbesar, yakni sebesar Rp101,57 miliar. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mendapat pembelian bersih sebesar Rp42,38 miliar, disusul oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dengan Rp28,83 miliar. Beberapa saham lain yang mendapatkan minat beli termasuk BRMS, WIFI, BIPI, BULL, DOOH, BREN, dan INDF.

Berdasarkan data tersebut, meskipun IHSG mengalami penurunan, aktivitas pasar tetap aktif dengan beberapa saham yang masih mendapatkan perhatian positif dari investor asing. Ini menunjukkan bahwa meski ada ketidakpastian, peluang investasi masih ada bagi mereka yang mampu melihat potensi jangka panjang.

Dari perspektif seorang jurnalis, penurunan IHSG ini memberikan pelajaran penting tentang fluktuasi pasar. Meskipun situasi ekonomi dapat mempengaruhi performa indeks, ada selalu peluang bagi investor yang mampu mengidentifikasi saham-saham yang memiliki prospek baik. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu waspada dan bijak dalam mengambil keputusan investasi, terlebih di tengah kondisi pasar yang tidak pasti.

More Stories
see more