Direksi Bank BRI berencana untuk mengajukan program pembelian kembali saham kepada pemegang saham. Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan bahwa aksi korporasi ini akan menjadi topik utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan segera digelar. Menurutnya, rencana ini telah menjadi perbincangan setelah publikasi laporan keuangan kuartal pertama tahun 2024. "Kita akan membahas buyback ini di RUPS," ungkap Sunarso usai acara yang diselenggarakan di BSD City.
Kinerja saham BBRI telah mengalami penurunan signifikan selama satu tahun terakhir. Harga saham turun dari posisi tertinggi 6.400 pada Maret 2024 hingga mencapai level terendah 3.800 pada Januari 2025. Meskipun demikian, Sunarso tetap optimis bahwa bank tersebut dapat mempertahankan performanya. "Meski ada sentimen negatif, kami percaya BRI memiliki kapasitas kuat untuk menjaga kinerja finansialnya," katanya. Situasi ekonomi yang sulit tidak membuat manajemen bank merasa goyah; mereka tetap berkomitmen untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Program buyback ini bukanlah hal baru bagi BRI. Pada tahun 2023, bank ini telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan pembelian kembali saham senilai maksimum Rp1,5 triliun. Proses ini direncanakan berlangsung selama 18 bulan. Dengan langkah-langkah strategis seperti ini, BRI menunjukkan komitmennya untuk memperkuat posisi pasar dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. Optimisme ini mencerminkan keyakinan bahwa dengan upaya yang gigih, bank dapat melewati tantangan ekonomi dan tetap menjadi institusi keuangan yang handal dan stabil.