Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Novyan Bakrie, menyatakan bahwa konversi utang menjadi saham baru akan memperbaiki posisi keuangan Perseroan. Dengan demikian, Perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan berkurang, dan arus kas lebih kuat. Hal ini merupakan langkah penting dalam mengoptimalkan struktur keuangan perusahaan.
Saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 13,35 miliar saham biasa Seri E setara 7,70% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan, dengan harga pelaksanaan Rp64 per saham. Pelaksanaan private placement ini dilakukan untuk mengkonversi utang Perseroan kepada Eurofa Capital Investment Inc (Eurofa) dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL), dengan nilai maksimal sebesar Rp855 miliar.
Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menambahkan bahwa utang Perseroan kepada Eurofa senilai USD50 juta atau senilai Rp750 miliar, akan dikonversi menjadi saham baru sebanyak 11,71 miliar lembar. Sedangkan, utang Perseroan kepada SMIL disepakati untuk dikonversi menjadi saham baru dengan nilai Rp105 miliar atau sebanyak maksimal 1,64 miliar lembar melalui skema private placement.
Nilai tersebut merupakan sisa dari awal utang Perseroan kepada SMIL sebesar Rp465,11 miliar yang telah diselesaikan Perseroan senilai Rp360,10 miliar sampai dengan tanggal jatuh tempo 30 September 2024. Setelah disetujuinya penerbitan saham baru ini, utang Perseroan kepada Eurofa dan SMIL akan dikonversi menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh dan seluruh utang Perseroan kepada Eurofa dan SMIL menjadi lunas.
Menurut Roy, setelah aksi tersebut, total liabilitas Perseroan akan menurun sebesar Rp855 miliar. Sehingga berdasarkan laporan posisi keuangan per 30 Juni 2024, total liabilitas Perseroan mengalami penurunan dari angka Rp4,48 triliun menjadi Rp3,62 triliun. Selain itu, ekuitas juga meningkat dari Rp2,78 triliun menjadi sebesar Rp3,64 triliun.
Dengan peningkatan ekuitas tersebut, rasio total aset lancar terhadap total liabilitas jangka pendek akan mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 102,17% menjadi 130,28%. Adapun, rasio liabilitas terhadap ekuitas Perseroan akan mengalami penurunan dari sebelumnya 1,61x menjadi 1,00x. Rasio liabilitas terhadap total aset Perseroan juga akan mengalami penurunan dari sebelumnya 0,62x menjadi 0,50x.
Roy menjelaskan bahwa aksi korporasi berupa private placement ini merupakan tahap akhir dalam rangkaian penyelesaian proses restrukturisasi utang Perseroan yang telah dijalankan sejak 2016. Setelah sekian tahun proses restrukturisasi berlangsung, disusul dengan aksi korporasi Kuasi Reorganisasi yang telah efektif pada 22 Agustus 2024 lalu Perseroan telah menghapuskan Saldo defisit senilai Rp19,5 triliun per 31 Desember 2023 berubah menjadi positif Saldo Laba ditahan Rp636,2 miliar per 30 September 2024.
Kinerja Perseroan pada 9 bulan pertama tahun 2024 ini mengalami kenaikan laba bersih secara signifikan sebesar 383% dari Rp134,2 miliar tahun 2023 menjadi Rp649,2 miliar tahun 2024. Dengan keberhasilan Perseroan melaksanakan Kuasi Reorganisasi dan menyelesaikan restrukturisasi utang ini, maka postur neraca Perseroan jauh lebih ramping dan sehat setelah private placement ini.
BNBR akan terus fokus memperkuat sisi operasional bisnis di seluruh sektor di unit usaha Perseroan, termasuk pengembangan bisnis baru di berbagai proyek-proyek strategis yang memiliki prospek bagus. Ini merupakan langkah penting dalam membangun keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.