Pasar
Koreksi Pasar Saham Indonesia: IHSG Melemah Ditandai dengan Penjualan Bersih Asing
2025-01-31

Pada perdagangan Kamis, 30 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,29% ke posisi 7.073,48. Kondisi ini muncul setelah libur pasar selama tiga hari dalam minggu tersebut. Pelemahan ini dipengaruhi oleh keputusan The Fed untuk mengakhiri tren pemangkasan suku bunga yang telah berlangsung selama tiga pertemuan berturut-turut. Selain itu, aktivitas transaksi mencapai Rp12,07 triliun dengan volume perdagangan 18,45 miliar saham. Mayoritas sektor mengalami penurunan, terutama sektor utilitas dan properti.

Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Kamis lalu. IHSG menutup di angka 7.073,48, turun 1,29% dibandingkan sesi sebelumnya. Keputusan The Fed untuk menghentikan pemotongan suku bunga menjadi faktor utama pelemahan ini. Meskipun Presiden Trump menginginkan suku bunga rendah, bank sentral AS memilih untuk menjaga kestabilan ekonomi dengan kebijakan baru ini. Transaksi kemarin mencatat nilai hampir Rp12 triliun, tetapi penurunan harga saham lebih mendominasi pasar. Sektor utilitas dan properti mengalami koreksi paling dalam, masing-masing 4,61% dan 2,72%.

Investor asing tampaknya merespons kebijakan The Fed dengan melakukan penjualan bersih sebesar Rp397,70 miliar di seluruh pasar. Di pasar reguler, penjualan mencapai Rp788,90 miliar. Namun, pembelian bersih juga dicatat di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp391,20 miliar. Beberapa saham yang mengalami penjualan bersih tertinggi termasuk BBCA, BBRI, dan ASII, dengan nilai penjualan masing-masing Rp385,93 miliar, Rp114,39 miliar, dan Rp49,01 miliar.

Keputusan The Fed telah membawa dampak langsung pada pasar saham Indonesia. IHSG menunjukkan reaksi kuat terhadap perubahan kebijakan moneter global. Investor asing memilih untuk mengambil langkah konservatif dengan melakukan penjualan besar-besaran, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi global. Meski demikian, beberapa investor masih melihat peluang di pasar negosiasi dan tunai, yang menunjukkan adanya minat terbatas untuk jangka pendek.

Pasar saham Indonesia menunjukkan respons yang cukup drastis terhadap kebijakan moneter global. Investor asing memainkan peran penting dalam dinamika pasar, dengan penjualan bersih yang signifikan. Namun, aktivitas transaksi tetap tinggi, menunjukkan bahwa meski ada ketidakpastian, pasar masih menarik bagi berbagai jenis investor. Dengan situasi ini, para pelaku pasar harus tetap waspada dan memantau perkembangan kebijakan moneter global untuk membuat keputusan investasi yang tepat.

More Stories
see more