Pasar
Bank Indonesia Mengejutkan dengan Penurunan Suku Bunga di Awal Tahun 2025
2025-01-16

Bank Indonesia (BI) membuat kejutan di awal tahun 2025 dengan memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Keputusan ini bertentangan dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan suku bunga tetap stabil. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa penurunan ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas moneter, serta memanfaatkan ruang yang masih terbuka untuk menurunkan suku bunga. Ekonomi domestik menunjukkan inflasi rendah dan nilai tukar rupiah yang stabil, sementara dinamika global dan kebijakan AS juga dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini.

Faktor-Faktor yang Mendukung Penurunan Suku Bunga

Penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia didasarkan pada beberapa faktor penting. Pertama, kondisi ekonomi domestik yang menunjukkan inflasi rendah dan stabil, memberikan ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Kedua, dinamika global dan kebijakan AS, termasuk arah Fed Fund Rate (FFR), berpengaruh signifikan terhadap keputusan ini. Bank Indonesia juga mencermati tren pertumbuhan ekonomi yang melambat, terutama setelah kuartal IV-2024, yang memerlukan stimulus tambahan untuk mendorong pertumbuhan lebih baik.

Lebih lanjut, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa penurunan suku bunga ini sesuai dengan pendekatan "prostability and progrowth" yang diadopsi oleh bank sentral. Dinamika global dan domestik yang terus dipantau secara rutin telah menunjukkan peluang untuk memanfaatkan ruang penurunan suku bunga. Inflasi yang diperkirakan akan tetap rendah hingga dua tahun ke depan membuka jalan bagi kebijakan ini. Selain itu, data survei ekonomi BI menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang membutuhkan respons cepat dari bank sentral untuk menciptakan cerita pertumbuhan yang lebih baik. Dengan demikian, penurunan suku bunga ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mendukung ekonomi nasional.

Tanggapan Para Ekonom Terhadap Keputusan BI

Berbagai ekonom di Indonesia memberikan komentar terkait keputusan Bank Indonesia. Beberapa merespons dengan sikap positif, sementara yang lain menyuarakan kekhawatiran. Misalnya, ekonom Hosianna Evalita Situmorang dari Bank Danamon menilai bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan stabilitas, terutama karena inflasi tahun 2024 tetap dalam target. Dia menambahkan bahwa kebijakan bank sentral yang fleksibel diperlukan untuk mendukung pertumbuhan kredit di berbagai sektor penting.

Di sisi lain, Head of Security Research Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, mengekspresikan kekhawatiran tentang risiko negatif terhadap aset rupiah. Menurutnya, penurunan suku bunga dapat mempersempit perbedaan imbal hasil antara Indonesia dan dunia, sehingga memberikan tekanan pada mata uang nasional. Timing pemangkasan suku bunga juga dipertanyakan, mengingat permintaan valuta asing yang tinggi secara musiman. Ekonom lainnya seperti Myrdal Gunarto dari Maybank Indonesia dan Banjaran Surya Indrastomo dari PT Bank Syariah Indonesia juga memberikan pandangan mereka, menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Secara keseluruhan, tanggapan para ekonom mencerminkan campuran antara optimisme dan kehati-hatian terhadap keputusan ini.

More Stories
see more