Pasar
Kena Boikot Rugi Pizza Hut Bengkak 148% Jadi Rp 96 M, Tutup 20 Gerai
2024-11-05
Dalam laporan keuangan terbaru, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA), emiten peritel pemegang merek dagang Pizza Hut di Indonesia, mencatat kerugian bersih yang membengkak hingga 148,5% secara tahunan. Penurunan penjualan bersih dan jumlah gerai serta karyawan menjadi faktor utama yang menyebabkan kerugian tersebut.

Mengungkap Penyebab Kerugian Besar Emiten Pizza Hut Indonesia

Penurunan Penjualan Bersih yang Signifikan

Berdasarkan laporan keuangan, PZZA mencatat penurunan penjualan bersih sebesar 24,7% hingga September 2024, dari Rp 2,75 triliun pada September 2023 menjadi Rp 2,07 triliun. Hal ini menjadi faktor utama yang menyebabkan kerugian bersih perusahaan membengkak hingga Rp 97,7 miliar, meningkat 148,5% secara tahunan dari Rp 38,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan penjualan bersih ini diduga kuat dipengaruhi oleh gerakan boikot yang terus meluas terhadap merek-merek asing, termasuk Pizza Hut.

Pengurangan Jumlah Gerai dan Karyawan

Selain penurunan penjualan, PZZA juga mencatat penurunan jumlah gerai sebanyak 20 unit dalam sembilan bulan terakhir, dari 615 gerai pada akhir tahun 2023 menjadi 595 gerai saat ini. Jumlah karyawan perusahaan juga berkurang 371 orang, dari 5.022 karyawan menjadi 4.651 karyawan. Pengurangan jumlah gerai dan karyawan ini merupakan upaya perusahaan untuk menekan biaya operasional di tengah penurunan penjualan yang signifikan.

Dampak Gerakan Boikot Terhadap Kinerja Perusahaan

Sebelumnya, manajemen Sarimelati Kencana telah mengakui bahwa gerakan boikot yang terus meluas telah berdampak pada kinerja perusahaan. Direktur PZZA, Boy Ardhitya Lukito, menyatakan bahwa gerakan boikot tidak hanya mempengaruhi Pizza Hut, tetapi juga banyak perusahaan franchise lain di industri makanan dan minuman, serta industri barang konsumsi sehari-hari atau fast moving consumer goods.

Upaya Pemulihan Kinerja Perusahaan

Meskipun menghadapi tantangan berat, PZZA tetap berupaya untuk memulihkan kinerja perusahaan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melakukan pengurangan jumlah gerai dan karyawan untuk menekan biaya operasional. Selain itu, perusahaan juga perlu mencari strategi baru untuk menarik kembali minat konsumen dan mengatasi dampak gerakan boikot yang terus berlanjut.Dengan adanya tantangan-tantangan yang dihadapi, PZZA harus bekerja keras untuk memulihkan kinerja perusahaan dan mengembalikan kepercayaan konsumen. Upaya-upaya strategis yang dilakukan akan menentukan masa depan emiten pemegang merek Pizza Hut di Indonesia.
more stories
See more